PKS Sulsel Jagokan Khofifah Jadi Cawapres Anies
<strong>DiswaySulsel, Makassar</strong> - Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sulsel menjagokan Khofifah Indar Parawansa, sebagai pendamping Capres Anies Baswedan dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan. DPW PKS Sulsel memilih berbeda dengan pilihan Cawapres dari DPP-nya. Di mana DPP PKS menyodorkan nama Ahmad Heryawan alias Aher sebagai pendamping Anies. DPW PKS Sulsel sama pilihan dengan NasDem yang mengusung Khofifah dan Andika Perkasa. Sementara Partai Demokrat mendorong nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang notabene adalah Ketua Umum-nya. Ketua Bidang Politik Hukum dan HAM PKS Sulsel Aryadi Arsal mengatakan, nama Khofifah yang disodorkan PKS Sulsel, lantaran Gubernur Jawa Timur itu cenderung lebih memiliki kedekatan dengan Sulsel. "Ibu Kofifah kan ada Sulawesinya, jadi kita bersyukur. Tapi semua kami serahkan ke DPP," tuturnya, Selasa 9 Mei 2023. Diketahui pula, mendiang suami Khofifah, yaitu Indar Parawansa diketahui memiliki garis keturunan langsung dengan ulama besar penyebar agama Islam, Syekh Yusuf. Pahlawan nasional yang lahir di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Silsilah keturunan Syekh Yusuf ini diwarisi langsung dari ayah Indar Parawansa, Djalaluddin Parawansa. Dimana ayah dari mendiang suami Khofifah, adalah generasi kesembilan dari ulama besar Sulawesi tersebut. Indar Parawansa juga adalah mantan staf Ditjen Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) yang berdarah Sulawesi tepatnya Kota Palu. Kendati demikian, Aryadi Arsal menegaskan, bahwa keputusan siapa yang akan menjadi pendamping Anies, berada di tangan Anies sendiri. Sesuai dengan kesepakatan ketiga partai pengusung. "Kami sudah bersepakat dengan NasDem dan Demokrat, kami memberikan kewenangan sepenuhnya ke pak Anies Baswedan untuk memilih yang terbaik," tuturnya, Selasa 10 Mei 2023. Selain Kofifah, ada satu nama yang sudah jauh-jauh hari di sodorkan oleh PKS Sulsel, yaitu Mantan Menteri Pertanian Amran Sulaiman. Kakak dari Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman itu diakui cocok sebagai pendamping Anies, karena dapat mewakili orang timur. "Sebagai orang Sulsel kita maunya sih bagus tong kalau wakilnya dari Sulsel Sebagai orang timur," tegasnya. Tetapi siapapun orang yang akan menjadi pendamping Anies Baswedan, ia harus memenuhi beberapa kriteria, kata Ariady Arsal. Pertama, dia tentu harus mendukung Anies sebagai Presiden jika terpilih. Dia juga harus dapat bekerja sama dengan ketiga partai pengusung. Pengamat Politik Nurmal Idrus mengatakan, semakin banyak nama yang disodorkan kepada Anies Baswedan, tentu tambah baik lantaran banyaknya opsi alternatif. Tetapi secara strategi politik kedaerahan yang dilakukan oleh PKS Sulsel, kata Nurmal, kurang tepat. PKS Sulsel seharusnya mendorong satu nama saja baik Amran ataupun Kofifah. Karena semakin banyak opsi itu malah membuat dukungan politik menjadi lemah. Di lain sisi, Direktur Nuranic Strategic Consulting itu menyarankan, agar figur di Indonesia Timur bisa dilirik lebih tajam oleh perwakilan pusat, dan menjadi pertimbangan kuat, partai politik di Indonesia Timur harus bersatu mengusung satu nama. Terutama partai pengusung Anies, artinya PKS Sulsel, Nasdem Sulsel, serta Demokrat Sulsel harus bersatu mengusung satu nama. "Artinya ketika dia fokus ke seorang figur dari Indonesia Timur, pimpinan-pimpinan partai di Indonesia Timur harus bersatu membuat sebuah blok. Karena kalau seperti ini modelnya, PKS Sulsel yang kemarin mendorong Amran Sulaiman dan mendorong yang lain menjadi bias lagi," bebernya ketika dihubungi Harian Disway Sulsel, kemarin malam. Cawapres Anies, kata Nurmal, haruslah memiliki rekam jejak elektoral yang kuat. Misalnya Kofifah yang menurutnya dapat dipertanggungjawabkan elektoralnya, karena sudah terbukti sebagai Gubernur Jawa Timur terpilih. Ditambah lagi ia pernah memimpin organisasi Muslimat (organisasi sayap perempuan Nahdlatul Ulama) pada tahun 2000-2005. (*)
Sumber: