Menakar Potensi IAS Maju Jalur Independen di Pilgub Sulsel
<!-- wp:paragraph --> <p><strong>DISWAY, Makassar</strong> - Pasca tidak terpilih menahkodai DPD Partai Demokrat Sulsel, Ilham Arief Sirajuddin (IAS) langsung mengisyaratkan alternatif lain untuk maju di Pilgub 2024. Salah satu opsi yang ingin digunakan IAS adalah jalur independen atau perseorangan.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Peluang maju melalui jalur independen juga pernah diungkapkan langsung Mantan Wali Kota Makassar dua periode itu. Salah satu indikator yang mendorongnya untuk jalur independen bercermin perolehan 1,7 juta suara yang diraih pada Pilgub Sulsel 2013 silam ketika menghadapi Syahrul Yasin Limpo.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>"Saya tidak ingin mengecewakan dukungan dari masyarakat yang memilih saya. Jalur independen bukan hal yang baru dalam kontestasi politik. Tapi ini belum final, masih ada waktu untuk melihat peluang. Yang pasti itu adalah keinginan maju di Pilgub Sulsel tetap ada," kata IAS kepada wartawan, Selasa, 5 April.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Meski demikian, ada mekanisme yang harus dipenuhi IAS untuk maju sebagai calon independen, yakni syarat usungan dari warga. Hal tersebut diatur dalam PKPU 15 tahun 2019.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Di mana syarat minimal dukungan calon perseorangan 10 persen untuk DPT 2 juta dan 8,5 peren untuk DPT 2 juta hingga 6 juta. Sedangkan 7,5 persen untuk DPT 6 juta sampai 12 juta dan 8,5 persen untuk jumlah DPT lebih dari 12 juta. Selain itu, dukungan tersebut harus tersebar di lebih dari 50 persen jumlah kabupaten dan kota di provinsi tersebut.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Jika aturan itu disandingkan dengan jumlah DPB (Daftar Pemilih Berkelanjutan) Sulsel per Maret 2022, maka syarat minimal dukungan jalur independen sekitar 700 ribu orang. Sebab DPB Sulsel hingga Maret tercatat 6.124.986 pemilih.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Pengamat Politik dari Universitas Hasanuddin, Andi Ali Armunanto mengatakan, peluang IAS untuk menempuh jalur independen di Pilgub Sulsel terbuka luas. Mengingat calon di Pilgub Sulsel melalui jalur independen bukan hal baru.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Di Pilgub 2018 Ichsan Yasin Limpo (IYL) telah membuktikan bahwa calon independen juga memiliki simpati besar dari pemilih.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>" Melihat kapasitasnya, saya rasa beliau mampu mengumpulkan sekitar 700 ribu suara (KTP) untuk memenuhi partisipasi di Pilgub melalui jalur independen. Beliau punya jaringan politik cukup kuat. Itu bukan masalah yang mustahil dilakukan Ilham Arief Sirajuddin, " kata Andi Ali.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Apalagi dengan dinamika politik di Sulsel, ungkap Ali Armunanto, untuk memenangkan kontestasi demokrasi tergantung dengan figur itu sendiri.<br>"Hanya saja keuntungannya kalau jalur partai, langsung punya mesin politik, sementara kalau independen harus memulai mesin politik dari awal, " ucapnya.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>"IAS sudah berpartisipasi di Pilgub dan memiliki pengaruh signifikan. Mungkin di 2024 saya rasa beliau masih mempunyai kemampuan itu. Beliau akan lebih berbahaya, karena konteks di Pilgub 2024 nanti, lawan - lawannya tidak setangguh dengan lawan sebelumnya, sehingga saya rasa peluang IAS sangat besar Pilgub 2024," sambung Ali.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Sementara itu, Manajer Lembaga Jaringan Suara Indonesia (JSI), Nursandy Syam menilai, basis pemilih IAS pada Pilgub 2013 silam kurang relevan jika dijadikan parameter untuk kontestasi Pilgub 2024. Sebab tantangan dan dinamika politiknya tentu sudah berbeda.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Yang utama saat ini bagi IAS, kata Nursandy, bagaimana membangun kembali kekuatan elektoralnya untuk menghadapi pesta demokrasi dua tahun akan datang.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>"Untuk maju di Pilgub, IAS memiliki dua opsi sebagai kendaraan. Pertama, menempuh jalur independen. Jalan ini dimungkinkan digunakan IAS, tapi saya melihat dengan menempuh jalur independen bukan langkah yang tepat dan prospektif baginya. Kedua, melalui parpol, jalan ini saya pikir yang menjadi prioritas IAS saat ini. Terlebih, IAS adalah kader partai Demokrat, " imbuhnya.***</p> <!-- /wp:paragraph -->
Sumber: