TP bisa Lengser Jika Airlangga Diganti
<strong>DISWAY, MAKASSAR -</strong> Wacana Munaslub untuk mendongkel Airlangga Hartarto dari kursi ketua umum Golkar kian berembus kencang. Awalnya hanya didengungkan oleh dua elit Golkar yaitu Ridwan Hisjam dan Lawrence TP Siburian. Kini Politikus senior Golkar Yorrys Raweyai, hingga Mantan Menteri Sosial Idrus Marham juga ikut bersuara untuk mengganti Airlangga. Menteri Investasi Bahlil Lahadia dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan bahkan mengaku siap menjadi ketua umum. Secara bersamaan, Airlangga Hartarto juga menggalang kekuatan dengan menggelar pertemuan di Bali yang juga dihadiri oleh Ketua DPD I Golkar Sulsel, Taufan Pawe. Lantas apa efek apabila Airlangga lenser?. Pengamat Politik dari Universitas Hasanuddin (Unhas), Sukri Tamma menilai bahwa Ketua DPD Golkar Sulsel Taufan Pawe bersama para loyalis dapat ikut lengser, jika Airlangga berhasil diganti. "Saya kira kalau ada pergantian di level pusat, yang di daerah akan dievaluasi, tentu pergerakan diatas harus juga dioperasikan di bawah itu tentu membutuhkan orang yang sevisi dengan pemimpin yang baru," ujarnya ketika dihubungi Harian Disway Sulsel belum lama ini. Pengurus di tingkat provinsi, kata Sukri akan dievaluasi dan apabila tidak sesuai dengan visi dan kepentingan Ketua Umum yang baru. Bahkan juga terancam dilengserkan. "Kalau bisa se visi, tentu tidak ada masalah, tetapi kalau dianggap tidak se visi atau tidak sejalan misalnya, atau dianggap tidak bisa melaksanakan kebijakan kebijakan dibawah, saya kira akan dievaluasi atau di kocok ulang," bebernya. Bukan hanya pengurus di tingkat provinsi, pengurus di tingkat Kabupaten/kota juga bisa ikut terseret dalam gejolak ini. "Yang pasti akan dievaluasi kesemuanya, kalau ketua DPD satu diganti akan punya berefek ke provinsi dan berefek ke pengurus pengurus kab/kota," terangnya. "Pengurus yang sekarang akan dicermati, dianggap bisa sejalan atau tidak kalau tidak ya diganti, agar kebijakan pengurus baru bisa dilaksanakan," tutupnya. Golkar Sulsel tetap pasang badan untuk Menteri Koordinator Bidang Perekonomian itu. Sekretaris Golkar Sulsel, Marzuki Wadeng optimis tak ada Munaslub. Sebab menurutnya kepemimpinan Airlangga baik-baik saja. "Yang pasti pertama tidak akan ada munaslub, Munas itu nanti tahun 2024, tidak ada hal yang janggal (juga) yang dilakukan ketua umum," ujarnya ketika dihubungi Harian Disway Sulsel, sembari mengklaim bahwa semua kabupaten kota di indonesia tetap mendukung Airlangga sebagai ketum sampai 2024. Marzuki menilai bahwa Wacana Munaslub ini hanya mengada ada dan Golkar Sulsel tetap tegak lurus bersama Airlangga. "Ketua dewan pakar Agung Laksono bilang tidak ada rapat dewan pakar, tidak ada pembicaraan masalah itu, yang dibicarakan terkait Konsolidasi pileg dan pilpres 2024 tidak ada itu, dia ji (Ridwan dan Lawrence) yang bikin bikin itu, jadi di Sulsel tidak terpengaruh tetap kompak, tegak lurus (bersama Airlangga Hartarto)," terangnya. (FATH)
Sumber: