Demokrat Surati Adnan untuk PAW Istri Kr. Kio
<strong>DISWAY, MAKASSAR --</strong> Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Kabupaten Gowa telah menyurati Bupati Adnan Purichta Ichsan mengenai Pergantian Antar Waktu (PAW) istri Wakil Bupati Gowa Abdul Rauf Malaganni alias Kr. Kio, Mussadiyah Rauf. PAW ini dilakukan setelah Mussadiyah hijrah ke PDI Perjuangan menjelang Pileg 2024. Surat pengunduran diri Mussaddiyah Rauf telah dikirim ke Demokrat Provinsi dan Pusat. "Semenjak beliau sudah menyatakan mengundurkan diri kami sudah memproses itu dan menyurat kepada pemerintah daerah kabupaten dalam hal ini Bupati untuk memproses lebih lanjut berdasarkan aturan," kata Ketua Demokrat Gowa, Rismawati Kadir Nyampa. Menurut Legislator DPRD Provinsi ini, pihaknya masih menunggu mengenai proses PAW tersebut."Tergantung prosesnya, prinsipnya di partai kami sudah mengajukan tergantung nanti pemegang otoritasnya apakah cepat atau tidak, tergantung proses di situ. Intinya secara administrasi kita sudah mengajukan menyoal pergantian," tukasnya. Sebagaimana diketahui, Mussadiyah merupakan Legislator Gowa yang maju melalui Dapil II, meliputi kecamatan Pattallassang, Bontomarannu, Manuju dan Parangloe pada Pileg 2019. Kala itu Mussadiyah meraih 9.236 suara. Meski demikian Rismawati tetap optimis bisa mengambangkan kursi di Dapil tersebut. Walau tanpa Mussadiyah. "Kami tetap optimis mempertahankan kursi di Dapil 2," tukasnya. Sementara Ketua Demokrat Sulsel, Ni'matullah Erbe menilai proses PAW terhadap kadernya yang pindah partai pengusulan dilakukan sebelum dilakukan masuk tahapan Daftar Caleg Tetap (DCT) di Komisi Pemilihan Umum (KPU). "Sebelum DCT kita masukkan, tetapi ada usulan Depdagri meminta semua PAW anggota DPRD itu paling tidak setelah DCT baru di PAW. Prosesnya sebelum DCT karena PAW itu penentuannya SK Mendagri, SK pemberhentian dan SK pengangkatan, jadi kuncinya di Depdagri," sebut Ni'matullah. Direktur Eksekutif Indeks Politika Indonesia (IPI) Suwadi Idris Amir mengatakan, kepindahan legislatif ke partai lain dipengaruhi beberapa variabel. Utamanya melihat kekuatan partai yang mengantarkan sebagai wakil rakyat sudah lemah dan partai baru dianggap kuat. "Paling mendominasi kader partai mudah pindah karena melihat peluangnya kembali di DPRD. Tapi publik juga pasti akan menghukumnya karena dianggap tidak konsisten terhadap partai, itu resikonya," tandasnya.(BAR)
Sumber: