Duduki Peringkat 4 Pemasok Beras Nasional, Harga Beras di Bone Tetap Naik
<strong>diswaysulsel.com, BONE </strong>- Baru -baru ini kabupaten Bone dapatkan predikat atau gelar sebagai penghasil/produksi beras terbesar ke-4 dindonesia sebagai Pemasok utama beras di Nusantara. Namun ironisnya , predikat atau gelar dengan peringkat 4 Nasional penyuplai beras tertinggi berbanding terbalik dengan ikut naiknya harga beras dikabupaten Bone dan seakan meragukan jika produksi beras dikabupaten Bone itu hanya besar diatas kertas "Jika Bone termasuk penyuplai beras tertinggi di Sulsel itu artinya kita disini tidak terpengaruh oleh kenaikan beras yang terjadi diluar kabupaten Bone , biasanya sesuatu itu akan naik jika kita mengalami kekurangan dan susah untuk didapatkan tapi produksi beras kita dibone kan diakui meningkat secara nasional " ungkap , Hj.Mardiana ,salah seorang warga Bone yang merasakan dampak kenaikan harga beras dibone. Dengan Produksi Padi atau gabah mencapai 1.000.900 Ton dan jika dikonversi ke beras 50,68 % atau 1.000.090 X 50, 68 %=506, 80 ton.Jika mengacu dari data ini pastinya harga beras dikabupaten Bone t sangat cukup bahkan berlebihan dak tidak akan ikut-ikutan harganya naik dipasaran Bone Hal ini juga membuktikan ketidak mampuan Pemerintah Kabupaten Bone dalam mengatasi dan meng antisipasi atas kenaikan harga beras di daerah yang nota benenya pengahsil beras terbesar ke empat dindonesia . " ini sama saja dengan istilah atau pepatah anak ayam mati kelaparan dilumbung padi , buat apa kita berpredikat penyuplai beras terbesar jika didaerah kita sendiri ini harga beras naik ,seharusnya terbalik harusnya normal atau le oh murah dibanding dengan diluar kabupaten Bone karena kita ini berpredikat pemasok beras ke 4 terbesar dinusantara " ungkap Abdul Rahman . Salah seorang warga Kecamatan Palakka . Sudah hampir dua bulan terakhir harga beras dikabupaten Bone tidak berpengaruh dari peringkat dan predikat ya g disandang kabupaten Bone saat ini. Seperti yang terpantau di pasar sentral Palakka , Harga beras kualitas biasa dari yang semula di angka Rp 7 - 8 ribu per kilogramnya menjadi di angka Rp 10 - 11 ribu rupiah Sementara untuk beras kualitas sedang dari yang semula di angka Rp110 ribu per 10 kilogramnya saat ini sudahencalai Rp. 137 ribu per 10 kilogramnya ." Kok bisa harga beras kita dibone ikut naik padahal kita kan penghasil dan pemasok beras terbesar di Sulsel " ungkap , Jumi salah seorang pedagang beras . Melihat dari sudut pandang sebagaian masyarakat atas kenaikan beras dikabupaten Bone yang berada pada peringkat 4 Nasional pengahsil Beras terbasar di Nusantara ini dianggap hal yang tidak wajar walau kondisi cuaca atau musim panas atau kemarau bisa menjadi salah satu penyebab akan kenaikan harga beras . Kenaikan harga beras ditengah kebanggaan predikat penyuplai beras terbesar diindonesia akan menjadi sebuah Pekerjaan Rumah ( PR ) bagi Pejabat Bupati Bone kedeoannnya tekanan untuk dapat menurunkan kembali harga beras ke harga normal . Namun salah satu ASN dari dinas terkait yang namanya tidak mau ditulis menjelaskan jika kenaikan harga beras bisa terjadi dengan beberapa faktor yakni paktor cuaca atau alam , faktor tingginya harga gabah ." Kenaikan harga beras bisa saja disebabkan oleh beberapa hal bisa cuaca dan bisa juga soal tingginya harga gabah serta faktor imbas kenaikan BBM " Jelasnya. (Subaer)
Sumber: