Guru Bully Siswa karena Anak Petani, Kepsek SMAN 3 Takalar Perlu Dievaluasi
<strong>diswaysulsel.com, TAKALAR </strong>- Kepemimpinan Ilham S. Pd sebagai kepala sekolah SMA Negri 3 Takalar nampaknya harus dievaluasi oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Sulawesi Selatan Hal itu layak dilakukan terhadap eksistensi Ilham S. Pd selaku pengendali di sekolah tersebut, setelah diketahui dunia pendidikan di Kabupaten Takalar kembali tercoreng nama baiknya, setelah sebuah video viral beredar di beberapa group WhatsApp memperlihatkan seorang guru tengah membully salah satu siswanya dikarenakan hanya seorang anak petani. Tampak dalam video yang berdurasi 1 menit 35 detik guru tersebut berada dalam ruang kelas mengucapkan kepada salah satu siswa kamu itu anak petani bukan anak panglima yang langsung membuat reaksi terhadap siswa lain dengan menjawab petani juga sebuah pekerjaan dan jelas halal. Setelah beberapa siswa tersebut membalas ucapan guru, para siswa histeris dan keluar kelas sebagai isyarat tidak menerima perlakuan oknum guru bernama Muhammad Jufri. "Guru tersebut mengaku menyesal atas kejadian itu tapi siswa-siswi juga menyampaikan kekesalannya terhadap guru tersebut dan dia bisa menerima permohonan maafnya dengan catatan tidak lagi mengajar di kelas itu lagi,” kata Ketua Komite SMA Negri 3 Takalar, Dr H Nawir Rahman Lallo, pada sejumlah pihak pewarta, Kamis (5/10/2023). Selain membenarkan kejadian penghinaan guru terhadap siswanya, Dr Nawir Rahman juga menyampaikan kekecewaannya terhadap oknum guru tersebut dan berharap kejadian tersebut bisa diusut penyebabnya. "Tentu selaku ketua komite prihatin terhadap kejadian tersebut dan kami akan berkoordinasi dengan pihak sekolah untuk mencari tau akar masalahnya," tandas Dr H Nawir Rahman. Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Sulawesi Selatan H Andi Iqbal Najamuddin membenarkan dan menjelaskan kejadian itu berawal dari tugas diskusi pelajaran PPkn dengan menyuruh kelompok penyaji menjawab pertanyaan dari kelompok penanya karena tidak bisa menjawab guru mengeluarkan kata kata yang membuat beberapa siswa menjadi tersinggung. “Hasil pertemuan kemarin para siswa meminta pihak sekolah untuk tidak memasang lagi guru yang bersangkutan untuk mengajar di kelas mereka dan pihak sekolah sudah mengiyakan,” beber H Andi Ikbal Najamuddin. (Adlan)
Sumber: