Pemanfaatan Limbah Ban Bekas Menjadi Barang Bernilai Ekonomis

Pemanfaatan Limbah Ban Bekas Menjadi Barang Bernilai Ekonomis

<strong>diswaysulsel.com, PAREPARE</strong> - Di tengah pertumbuhan pesat peradaban manusia, limbah/sampah barang bekas pakai telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari kita. Pengelolaan yang tidak tepat dari sampah telah menjadi tantangan utama kita saat ini. Bagaimana kita menghadapi masalah ini dan mencari solusi untuk mengurangi dampak negatifnya menjadi kunci dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan generasi mendatang. Tidak hanya sampah plastik, bahkan sampah berupa ban bekas juga sering ditemukan berserakan di pinggir jalan. Melihat situasi seperti ini, program pengabdian hibah Basis Informasi Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (BIMA) Kemdikbud yang diketuai Riza Amalia dari Institut Andi Sapada bersama mitra pengrajin mengubah ban mobil bekas yang biasanya hanya dibuang oleh masyarakat menjadi produk unik yang memiliki manfaat dan nilai tambah. Ban bekas bukanlah limbah plastik. Ban bekas adalah limbah kendaraan yang terbuat dari campuran karet dan bahan-bahan lainnya, bukan plastik. Biasanya, ban bekas lebih sulit untuk didaur ulang dibandingkan dengan beberapa jenis limbah plastik. Meskipun begitu, ban bekas juga memiliki nilai daur ulang potensial dan dapat dimanfaatkan kembali untuk berbagai keperluan, seperti pembuatan produk-produk yang tahan lama, seperti kursi dan meja, atau bahkan sebagai bahan bakar alternatif dalam beberapa proses industri. Salah satu konsep yang dilakukan dalam pengabdian ini adalah produksi kursi dan meja yang terbuat dari ban bekas. Kursi dan meja ini bukan hanya ramah lingkungan karena mengurangi sampah ban bekas yang biasanya terbuang, tetapi juga memiliki daya tarik estetika yang tinggi. Selain itu, vas bunga yang indah juga diproduksi dari ban bekas yang diwarnai dengan kreativitas lokal. Vas ini menjadi pilihan populer bagi warga yang ingin menghiasi rumah mereka dengan sentuhan lingkungan yang berkelanjutan. Kota Parepare, yang terletak di pesisir Indonesia dengan kondisi geografis yang kaya akan keindahan alam, telah mengambil langkah cerdas dalam memanfaatkan ban bekas menjadi barang bernilai ekonomis yang berdampak positif pada lingkungan dan perekonomian lokal. Tidak hanya itu, kegiatan ini juga menghadirkan solusi inovatif dalam manajemen sampah dengan memanfaatkan ban bekas sebagai bahan dasar untuk membuat tempat sampah. Ini adalah langkah signifikan dalam mengurangi limbah plastik dan mempromosikan kesadaran lingkungan di komunitas. Diketahui, kegiatan ini dibiayai oleh DRTPM Kemdikbud melalui Hibah Pengabdian Masyarakat SKIM Pengabdian Masyarakat Pemula (PMP) Tahun 2023. (*) &nbsp;

Sumber: