Kisah Pilu Bocah Perempuan Asal Jeneponto, Lahir Tanpa Tangan dan Satu Kaki
<strong>diswaysulsel.com, JENEPONTO </strong>- Seiring betambahnya usia. Kisah pilu bocah perempuan ini mulai menyadari bahwa fisiknya tidak sesempurna seperti anak seusianya. “Bu, kenapa aku tidak punya tangan dan kaki ?," tanya bocah spesial ini. Menjawab pertanyaan sang bocah tersebut, sang Ibu hanya terlihat kagum dan tak mampu menahan kesedihan melihat keterbatasan buah hatinya ini. "Bagi ibu, kamu itu amanah dari allah yang sangat spesial nak, kehadiranmu yang membuat ibu sangat bahagia dan lebih dari cukup,” jawab sang ibu. Bocah perempuan ini diketahui bernama, Alma Husna usia 10 tahun dari hasil pasangaan suami istri Muhammad Aswir (31) dengan Nasiah (29) tinggal di lingkungan Ora-orasa Ci'nong, Kelurahan Tonrokassi Induk, Kecamatan Tamalatea, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan. Bocah perempuan ini, sejak lahir tidak memiliki dua tangan. Sementara untuk berjalan, bocah ini hanya dibekali satu kaki. Namun kondisi itu tak membuat kehilangan semangat. Dia tetap lincah kala melakukan aktivitas kesehariannya. Dibalik organ tubuh yang tak lengkap tersebut, dia terlihat bahagia dan selalu tersenyum. Dengan keterbatasannya, bocah pertama dari tiga bersaudara ini tetap tegar datang ke sekolahnya belajar di bangku sekolah dasar (SD) Kassi kelas IV (empat). Aksi bocah perempuan itu pun menuai haru dan pujian dari guru-guru dan teman-teman sebayanya. Dibalik segala kekurangan dan keterbatasannya, ia selalu berusaha bertahan dengan caranya sendiri. Aksinya pun membuat kagum dan menoreh perhatian pemuda Tamalatea Subair Ta'le selaku pemerhati pejuang kemanusiaan. Ta'le mengatakan, anak mungil ini mampu menjadi salah satu sumber inspirasi bagi dunia pendidikan di Butta Turatea serta menjadi motivasi bagi generasi penerus bangsa. "Besar harapan kami, semoga Alma Husna ini mendapat perhatian khusus dari pemerintah agar dia tetap punya semangat belajar dan kekuatan melanjutkan pendidikannya," harap Daeng Ta'le sapaannya. Semantara itu, Nasiah yang merupakan Ibu kandung Asma Husna sangat berharap kepada pemerintah agar anak kesangannya ini difalitasi kaki palsu dan sepeda. "Kalau bisa pak, anakku ini dikasih kaki palsu supaya jalannya seimbang dan sepeda untuk saya pakai antar jemput anakku ke sekolahya," pinta Sang Ibu. Nasiah mengatakan, jarak dari rumah kesekolah anaknya kurang lebih 500 meter. Bocah perempuannya itu kadang jalan kaki sendiri ke sekolah dan kadang juga diantar jemput oleh Ibunya. Namun belakangan ini, Asma Husna sering absen. Sebab, tidak ada lagi yang antar jemput ke sekolahnya. "Kalau akhir-akhir ini Husna sering alpa karena tidak ada lagi yang antarki. Saya juga jaga adeknya yang ketiga yang gizi buruk," ungkapnya. Menurut Nasiah, bocahnya itu semangat sekali pergi kesekolah meskipun banyak kekurangan pada dirinya yang tidak sama dengan teman-teman lainnya. Bahkan, dia menangis kalau tidak kesekolah. "Kalau menulis pakai kaki kanannya pak karena dua tangannya tidak ada sama kaki kiri," cuitan Ibu kepada Disway, Rabu (11/10/2023). Sedangkan suaminya, Muhammad Aswir kesehariannya hanya bekerja sebagai pengempul rumput laut dari hasil sisa panen orang lain. Dan setelah terkumpul kemudian dijual untuk menopang kebutuhan hari-harinya. "Kalau pekerjaan suamiku pak mengupul rumput laut kemudian saya jual. Kadang juga na bantu orang kalau panen rumput laut dan kadang juga pergi kerja bangunan," ucap Sang Istri Nasiah. (Syamsir)
Sumber: