Kepemimpinan ASS Tinggalkan Utang Banyak, DPRD Dukung Pj Gubernur Menghemat Sampai 2025
<p dir="ltr"><strong>diswaysulsel.com</strong> - Mantan Gubernur Sulawesi Selatan yang juga adik eks Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman , Andi Sudirman Sulaiman (ASS) meninggalkan beban utang yang cukup banyak di era kepemimpinannya. Sehingga Penjabat Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin harus mengeluarkan instruksi kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Pemerintah Provinsi untuk menghemat belanja pada APBD Pokok 2024.</p> <p dir="ltr">Utang terbesar yang ditinggalkan Andi Sudirman bersumber dari Dana Bagi Hasil Daerah (DBH) ke Kabupaten/Kota, mencapai Rp445 miliar. Informasi yang dihimpun utang DBH ini menumpuk dari 2021 sampai 2023. Rentan waktu tersebut merupakan masa kepemimpinan tunggal Andi Sudirman setelah Nurdin Abdullah dicokok Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).</p> <p dir="ltr">Kemudian pada APBD Pokok 2024, ada tiga proyeksi utang yang harus diselesaikan Pemprov untuk menyelematkan APBD di 2025. Yakni, utang jangka panjang Rp513 miliar, utang pihak ketiga Rp662 miliar dan utang TPP Pegawai Rp74 miliar.</p> <p dir="ltr">Menanggapi kondisi ini, Wakil Ketua DPRD Sulsel, Syaharuddin Alrif mendukung langkah Penjabat Gubernur untuk fokus menyelesaikan utang pada APBD Pokok 2024. Sebab jika OPD tidak menghemat belanja bisa saja menggerus APBD Pemprov Sulsel, karena nominalnya semakin lama terus bertambah jika tidak segera diselesaikan.</p> <p dir="ltr">"Maunya Gubernur bereskan dulu utang, untuk menormalkan keadaan. Selesai dulu masalah. Kalau normal, sehat kembali. Jangan dulu terlalu banyak belanja. Inikan kehadirannya Pj Gubernur menyehatkan kembali APBD," ujar Syaharuddin Alrif kepada awak media di kantor DPRD Sulsel, Jumat, (13/10/2023).</p> <p dir="ltr">Menurut Sekretaris Partai NasDem Sulsel ini, dalam rapat paripurna pandangan umum fraksi mengenai rancangan peraturan daerah APBD Pokok 2024, semuanya sepakat mendorong Pj Gubernur menyelesaikan utang.</p> <p dir="ltr">"Kami DPRD akan membantu menormalkan ini. Tadi (Rabu, 13 Oktober 2023) pemandangan umum fraksi menyoroti semua, selesaikan utang. Sekarang kami di DPRD dengan Pj Gubernur berupaya menyehatkan APBD. Dengan membantu menahan OPD tidak belanja banyak yang berlebihan," ujarnya.</p> <p dir="ltr">Syahar menilai, kegiatan di masa Andi Sudirman yang sifatnya 'sunnah' atau tidak begitu urgen seperti Bantuan Keuangan ke daerah sebaiknya dihapus. Kendati kondisi saat ini lebih penting menyelesaikan utang DBH. Apalagi bantuan keuangan tahun sebelumnya mencapai Rp504 miliar, tapi beberapa kali dilakukan refocusing.</p> <p dir="ltr">"Yang tidak penting seperti bantuan keuangan, itu bantuan keuangan sifatnya sunnah, tapi DBH wajib. Jadi bantuan keuangan dihapus. Tidak ada lagi refocusing di masa Pj Gubernur. Kami di DPRD tegas soal itu," tukasnya.</p> <p dir="ltr">Diketahui, di era kepemimpinan Andi Sudirman, Pemprov Sulsel mengalami defisit 1,5 triliun yang diakibatkan utang. Defisit anggaran tersebut terjadi selama bertahun-tahun akibat perencanaan anggaran yang keliru. Akibatnya, sebanyak 51 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Pemprov Sulsel harus menghemat berbelanja demi melunasi utang yang ada.</p> <p dir="ltr">Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin mengatakan, untuk menutup defisit sebanyak Rp1,5 triliun tersebut berhenti berbelanja.</p> <p dir="ltr">"Maka cara penyelamatannya rem mendadak, teman-teman (OPD) mulai hari ini tidak ada pengeluaran sembarangan. Jadi seumpama Dinas A masih punya dana Rp10 miliar, sampai hari ini sudah belanja Rp5 miliar, sisanya masih ada Rp5 miliar, nah Rp5 miliar ini kalau bukan sesuatu yang wajib kat saja, lalu saya kumpulkan semua," jelas Bahtiar kepada awak media baru - baru ini.</p>
Sumber: