Inovasi Layar Hatiku Tetap Jadi Program Andalan Kadis Asman Sulaeman

Inovasi Layar Hatiku Tetap Jadi Program Andalan Kadis Asman Sulaeman

<strong>diswaysulsel.com, BONE </strong>- Inovasi  Layar Hatiku yang telah membawa y nama dan  mengharumkan Kabupaten Bone  terkhusus untuk Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan Kabupaten Bone, H. Andi Asman Sulaiman, SSos MM., untuk dapatkan penghargaan Nasional Satya Wira Karya Oleh presiden Republik Indonesia. Dalam evaluasinya. Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Sulawesi Selatan terkait inovasi penghargaan “Layar Hatiku”.Kadis Asman  Sulaeman tetap memaparkan program layar hatiku akan tetap menjadi progr aandalan TPHP Kabupaten Bone. " Program Layar Hatiku tetap akan menjadi program andalan kedeoannnya sepertibyang saya sampaikan kepada tim Bpkp  untuk menjadi inovasi yang membawa prestasi besar untuk Kabuoaten Bone " jelasnya Andi Asman Sulaiman berbicara tentang upaya-upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi kendala ketahanan pangan di Kabupaten Bone. Meskipun Bone dikenal sebagai lumbung pangan terbesar di Indonesia dengan tingkat produksi pangan yang cukup tinggi, penanganan pasca panen menjadi salah satu hambatan utama. Lanjut Kadis Asman bahwa ,Bone belum memiliki industri besar yang mampu mengelola pangan pasca panen, sehingga masih berperan sebagai produsen besar dengan proses penyelesaian yang belum optimal. Andi Asman Sulaiman menyampaikan bahwa upaya-upaya konkret telah diimplementasikan untuk mengatasi permasalahan ini. "Salah satu langkah penting adalah melakukan gerakan tanam bersama dengan memulai tudang sipulung, yang bertujuan untuk mengantisipasi serangan hama, menerapkan pola tanam bergantian, menggunakan pupuk organik hayati, dan meningkatkan kesadaran masyarakat terkait penggunaan pupuk organik dibandingkan dengan pupuk non-organik." Paparnya Selain itu, Kabupaten Bone juga menciptakan strategi dalam menghadapi ancaman cuaca ekstrem seperti El Niño berkepanjangan. Pemerintah daerah mengintervensi melalui budidaya “Mattaro” (kebiasaan menyimpan gabah) dengan alokasi 500-1000 Kg gabah per keluarga. Dengan upaya ini, mereka dapat memitigasi dampak dari ketidakpastian cuaca. Bone juga telah melaksanakan berbagai program inovatif seperti P2L, Family Farming, Holtikultura, Tanam Pangan Pekarangan, dan Kampung Holtikultura. Melalui intervensi pemerintah, daerah-daerah yang sebelumnya rawan pangan di tahun 2021 telah bertransformasi menjadi daerah tahan pangan pada tahun 2023. “Dari 56 desa yang awalnya tidak tahan pangan, sekarang menjadi zero, mencerminkan sebuah prestasi luar biasa,” tambahnya. Selain upaya-upaya di bidang pertanian, Kabupaten Bone juga telah mengimplementasikan program pelayanan terpadu di berbagai pos pelayanan, serta mendirikan rumah-Rumah Rujukan Desa Lampoko. Petani yang menghadapi masalah dapat mengakses bantuan dan penyuluhan di rumah-rumah rujukan ini. Bahkan, di tingkat kabupaten, mereka telah menyiapkan rumah model untuk memberikan bantuan yang lebih luas dan mendalam kepada para petani. Ini adalah langkah-langkah yang diambil oleh Kabupaten Bone untuk meningkatkan ketahanan pangan dan menjadikan inovasi “Layar Hatiku” sebagai salah satu pendorong utama perubahan positif di dunia pertanian. Diharapkan bahwa langkah-langkah ini akan memberikan manfaat besar bagi masyarakat dan menjadi contoh inspiratif bagi daerah-daerah lain yang menghadapi tantangan serupa dalam mengamankan ketahanan pangan dikabupaten Bon. (Subaer)

Sumber: