Angka Kemiskinan Turun Signifikan, Kadinsos Jeneponto: Cuma Warga yang Pura-pura Miskin Padahal Sudah Mampu

Angka Kemiskinan Turun Signifikan, Kadinsos Jeneponto: Cuma Warga yang Pura-pura Miskin Padahal Sudah Mampu

<strong>diswaysulsel.com, JENEPONTO </strong>- Angka Kemiskinan Kabupaten Jeneponto, rupanya mengalami penurunan yang cukup signifikan. Hal ini berdasarkan hasil Verifikasi dan validasi (Verval) terakhir di tahun 2023. Dimana data miskin sebelumnya sampai terakhir di 2023 ini mencapai diangka 13 ribu turun menjadi 0,9 persen atau tersisa 1000 (seribu) sekian persen. Hal itu diungkapkan oleh, Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Jeneponto, M. Nasuhang Tangnga kepada awak media saat ditemui di kantornya di Jl Abdul Jalil Dg Sikki, Kelurahan Balang, Kecamatan Binamu pada Rabu (19/12/2023). "Jadi setelah kita verval, mulai dari miskin ekstrim sampai miskin 1, miskin 2 dan miskin 3, angka kemiskinan kita di Jeneponto memang turun secara signifikan," ungkapnya. Tak main-main kata dia, hasil verval ini keakuratannya diakui sebab bukan Dinsos yang buat tetapi Tim yang dibentuk oleh Bappeda dan sudah ditetapkan Bupati kemudian berkolaborasi melakukan pemeriksaan data kebawah untuk memastikan bahwa data sudah sesuai dengan kondisi lapangan di masing-masing wilayah. "Banyak warga miskin di Jeneponto karena masyarakat yang tidak jujur memberikan informasi kepada pendata sehingga dikategorikan miskin," kata dia. "Jadi banyak memang warga masyarakat yang mengaku pura-pura miskin padahal sudah mampu, apalagi kalau mendengar ada bantuan pasti mereka pada miskin," sambungnya. Apakah dia orang kaya ataukah memang orang miskin baginya merasa bangga kalau mendapat bantuan. Apalagi tutur dia, kalau ada Tim sukses atau di atasnya merasa bangga kalau mendapatkan bantuan walaupun tidak bersyarat. "Jadi benar itu apa yang disampaikan oleh bapak Bupati yang miskin itu adalah data, apakah sengaja dimiskinkan atau bagaimana," ujarnya. Menurut dia, berbicara kategori miskin sebenarnya sudah tidak ada di Jeneponto, ia mengurangikan bahwa ukuran kategori miskin itu indikatornya tidak memiliki pendapatan tetap atau gaji di bawah rata-rata, rumahnya masih berlantai tanah, dindingnya terbuat dari anyaman bambu, atap jerami/daun lontar, tidak memiliki fasilitas listrik, air bersih dan masih menggunakan kayu bakar. "Nah, kalau di Jeneponto jarang sekali saya temukan kategori miskin seperti ini. Saya berkeliling diberbagai kecamatan tidak ada itu," urainya. Sehingga Nasuhan memastikan di 2024 mendatang tidak ada lagi warga masyarakat miskin ekstrim. Meski demikian, Nasuhang meminta kepada rekan-rekan media ketika menemukan warga yang kehidupannya cukup memprihatinkan tolong diinformasikan, mudah - mudahan dalam waktu dekat ini kita bisa memberikan bantuan kepada mereka," pintanya. (Syamsir)

Sumber: