Kapus Tamalatea Beserta Dokter Umum dan Jajaran Kunjungi Bayi Stunting di Tamanroya

Kapus Tamalatea Beserta Dokter Umum dan Jajaran Kunjungi Bayi Stunting di Tamanroya

<strong>diswaysulsel.com, JENEPONTO </strong>- Kepala Puskesmas (Kapus) Tamalatea, Kabupaten Jeneponto, Murniati beserta dokter dan jajarannya mengunjungi langsung salah seorang Balita penderita stunting bernama Muh Alief Syarif di kampung Lae-lae, Kelurahan Tamanroya, Kecamatan Tamalatea, Jeneponto, Selasa (23/01/2024). Bayi laki-laki yang masih berusia kurang lebih 10 bulan tersebut, diketahui anak kedua dari pasangan Saripuddin dengan Astria. Kepala Puskesmas Tamalatea, Murniati mengatakan, pihaknya turun langsung setelah mendapat informasi dari masyarakat adanya Bayi stunting di Kelurahan Tamanroya. Pada kesempatan tersebut, turut hadir juga Kepala Kelurahan Tamanroya, Sumarni dan Bhabinkamtibmas Polsek Tamalatea. "Jadi tujuan kami datang kesini untuk memastikan dan melihat langsung seorang Bayi stunting atau gizi buruk berdasarkan informasi masyarakat," ucap Murni sapaannya. Setelah dokter periksa, Murni membenarkan bahwa Bayi tersebut betul masuk stunting. Kendati demikian disebabkan pola asuh tidak teratur dan pola makannya tidak terjaga. Belum lagi, kata Murni faktor lingkungan yang tidak memungkinkan dan faktor ekonominya yang serba kekurangan. "Ini Ibunya hanya menghadalkan asinya saja, harusnya Bayi ini dibantu dengan makanan bubur dan makanan-makanan gizi lainnya," ucap Kapus. Dokter menyarankan agar si Bayi ini dikasih makan bubur dulu sebelum diberi asi. Sebab, Bayinya kurang gizi ada dan riwayatnya. Untuk tindakan selanjutnya, Murni menyarankan agar anak ini dirujuk ke RS Lanto Daeng Pasewang dibagian poli anak. "Saya sudah konfirmasi ke rumah sakit lanto, kalau mau di rujuk sekarang bisa, karena kalau kita mau tunggu KISnya kira-kira kapan aktifnya, setahu saya kalau anak stunting tidak dikenakan biaya sekalipun tidak ada KISnya," tutup Murni. Di tempat yang sama, dokter umum Puskesmas Tamalatea, dr. Diana Marshanda Nur, juga membenarkan bahwa balita tersebut masuk stunting sebab berat badanya tidak bertambah. Setelah ia periksa dan menanyakan ke kader setempat ternyata bayi itu ada riwayat batuknya selama 40 hari sehingga berat badan tidak naik-naik akibat adanya infeksi. "Makanya saja anjurkan periksa di rumah sakit saja di dokter anak," kata dr. Diana Menurut dia, dari tarap pertumbuhannya balita tesebut belum sampai masuk gizi buruk. "Kalau gizi buruk sih belum sampai ke gizi buruk, tapi kalau dibilang stunting ia sudah masuk stunting," tambahnya. (Syamsir)

Sumber: