Jadi Program Prioritas, Longwis Butuh Pembenahan

Jadi Program Prioritas, Longwis Butuh Pembenahan

<strong>DISWAYSULSEL.COM, MAKASSAR </strong>– Lorong Wisata (Longwis) menjadi salah satu Program unggulan Pemerintah Kota yang diinisiasi Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan ‘Danny’  Pamanto. Sejak 2022, jumlah Longwis sudah lebih dari 2.000 dan rencananya akan terus ditambah. Selain potensi wisata, Longwis juga memiliki berbagai program yang mendukung warga di sekitar lorong. Misalnya usaha mikro kecil menengah (UMKM). Selain itu juga terdapat pengembangan di sektor pertanian, perikanan, hingga peternakan. Anggota Komisi C DPRD Kota Makassar, Fasruddin Rusli mengatakan  program Longwis menjadi salah satu terobosan terbaik Wali Kota Makassar yang bisa dicontoh kota-kota lain. “Ini salah satu contoh bahwa Kota Makassar bisa melaksanakan program Longwis. Dan ini bisa menjadi contoh untuk dilakukan berbagai Kota-kota besar di daerahnya. Karena ini memberdayakan. Bisa memberdayakan UMKM yang ada di lorong-lorong,” kata Legislator PPP itu kepada Harian Disway. Terkait pembenahan, pria yang akrab disapa Acil itu mengatakan hampir setiap Longwis sudah ada CCTV di tiap lorong-lorong. Diketahui, Pemerintah Kota Makassar melalui Dinas Komunikasi dan Informatika telah merampungkan pemasangan 4.284 unit CCTV di longwis untuk tahun 2023. “Semua perlu penganggaran memang. Untuk tahun ini kan ada penganggaran juga untuk lorong wisata. Sehingga memang harus pelan-pelan untuk dibenahi. Sudah hampir 4.000 lorong yang harus dibenahi,” tuturnya. Ia mengatakan distribusi anggaran Tahun 2024 disalurkan ke banyak tempat. Namun, Longwis tetap menjadi prioritas. Pasalnya  program Longwis dianggap mampu memberdayakan masyarakat. “Kita akan lihat juga penganggaran kita kan banyak. Itu didistribusikan di tempat-tempat lain. Lorong wisata tetap menjadi prioritas juga bagi kita,” kata Fasruddin Rusli. Salah satu pegiat Kelompok Wanita Tani (KWT) di Bara-Barayya, Kec. Makassar, Eni berharap ada pembinaan soal pemasaran produk yang ada di Longwis tempat tinggalnya. Selama ini, pemasaran produk-produk mereka masih terbatas pada pesanan-pesanan dinas dan untuk pameran. “Sekarang kita cuman ikut saja pamerannya dinas terus pesananan-pesanan dinas untuk pameran. Pemasarannya kurang,” kata Eni. Menanggapi hal ini, Fasruddin Rusli menganggap persoalan ini harus segera dicarikan solusi agar pelaksanaannya dapat berjalan maksimal. “Misalnya ada penampungan hasil dari lorong wisata,” ujar legislator DPRD Kota Makassar itu

Sumber: