Tampilkan Produk UMKM Lorong Wisata Se-Kecamatan Rappocini di Kegiatan Ramadan

<strong>diswaysulsel.com, MAKASSAR -</strong> Pemerintah Kota Makassar terus berupaya memanfaatkan setiap momentum untuk menggerakkan perekonomian masyarakat melalui program Lorong Wisata (Longwis). Di bulan Ramadan 1445 Hijriah, pemerintah kota berupaya menggerakkan pelaku UMKM di setiap lorong wisata, seperti dengan menggelar kegiatan keagamaan. Kepala Kecamatan Rappocini Aminuddin Hafied mengatakan, salah satu kegiatan yang akan digelar adalah pengajian lorong. Pengajian tersebut akan melibatkan semua masyarakat. "Sebetulnya ada program dari bagian Kesra, itu kita sinergikan dengan lorong wisata. Namanya itu pengajian lorong yang dihadiri oleh warga masyarakat lorong wisata, yaitu anak-anak, ibu ibu, maupun tokoh masyarakat," kata Aminuddin, Selasa (12/03/2024). Selain itu, Pemerintah Kecamatan Rappocini juga akan menggelar Tahfiz Al Qur'an di bulan Ramadan ini. Mengingat tahun sebelumnya, Pemkot Makassar menciptakan Tahfiz sebanyak 200 orang. Mereka berasal dari lorong-lorong wisata. "Kemudian ada juga tahfiz, untuk menciptakan anak-anak yang penghafal Alquran. Pada tahun lalu sudah ada 200 hafiz yang diciptakan Pemerintah Kota Makassar yang sebagian besar adalah warga yang ada di lorong wisata. di bulan suci ramadan tahun ini, kita giatkan lagi yang seperti itu. Kemudian terus berlanjut setelah bulan Ramadan," sambungnya. Tak kalah penting, lorong wisata juga dimanfaatkan sebagai tempat untuk mengais rejeki. Kecamatan Rappocini juga akan menyediakan lokasi untuk masyarakat yang ingin berjualan hidangan buka puasa di lorong wisata. "Untuk pemberdayaan UMKM itu di wilayah kami pada saat bulan ramadan ini, banyak warga berdagang, mencari nafkah dari menjual makanan dan minuman sebagai takjil buka puasa, ya mereka berdagang di area yang telah kami tentukan," terangnya. Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Makassar Alamsyah Syahabuddin ingin memastikan pangan yang beredar aman terhadap bahan yang berbahaya, khususnya untuk buah-buahan. Kendati proses matangnya tidak alami atau menggunakan bahan pengawet tidak aman dikonsumsi. "Kemudian yang kedua, sebelumnya kita juga sudah melakukan pemeriksaan makanan dengan pengambilan sampel makanan untuk menjaga pangan. Aman dari hama," ucapnya. Selain itu, dia mengungkapkan, pihaknya akan lakukan gerakan pangan mandiri bagi masyarakat, hal tersebut sebagai upaya untuk menstabilkan pasokan dan harga pangan. "Ketiga kita melaksanakan gerakan pangan mandiri untuk menstabilkan pasokan dan harga pangan. Tadi di Kelurahan Laikang, Kecamatan Biringkanaya, kemarin itu kami melaksanakan secara serentak di tujuh kecamatan," imbuhnya.(Jun)
Sumber: