Lorong Wisata Silves Ubah Sampah Jadi Kerajinan Tangan

<strong>diswaysulsel.com, MAKASSAR -</strong> Pengelolaan sampah plastik untuk daur ulang telah sukses dilakukan oleh warga yang bermukim Lorong Wisata Silves. Barang yang dulu tidak terpakai, diolah menjadi kerajinan tangan yang bernilai ekonomi. Pendaur Ulang Sampah di Lorong Wisata Silves Ria Amir menyampaikan, inisiatif pemanfaatan sampah plastik ini muncul ketika terbit pelarangan penggunaan kantong kresek oleh Pemerintah Kota Makassar. Warga pun berpikiran untuk mendaur ulang sampah-sampah plastik di lorong. Bermodalkan gunting, setrika, jarum, dan benang, sampah plastik diolah menjadi tas, tempat tisu, tempat tumber, juga hiasan bunga. Tumpukan sampah dalam lorong yang terletak di Jalan Pelita Raya Lorong 2 RT 1-RW 1, Kelurahan Ballaparang, Kecamatan Rappocini dari volume besar, perlahan semakin berkurang. "Saat tumpukan sampah plastik atau kresek itu sudah menggunung, kami dengan sendirinya mengolah sampah dalam rumah untuk menghasilkan uang. Cuma terlintas dipikiran membuat bagaimana kantong kresek bisa diolah dan bisa dipakai sampai berkali-kali," ujar Ria Amir pada Kamis (21/03/2024). Kerajinan tangan yang dibuatnya berbahan utama kantong kresek bekas yang mudah didapatkan dari bank sampah dan produksi sampah rumah tangga. "Karena saya yakin, setiap rumah tangga pasti ada sampah kreseknya," ujar Ria yang juga Motivator Bank Sampah. Produk-produk hasil daur ulang tersebut sudah dibuatkan merek dan dipatenkan dengan nama Padjokka Craft, dan dijual dengan harga mulai dari 25 ribu hingga 50 ribu rupiah untuk setiap produk. Sementara itu, Ketua RW Longwis Silves Rosmini mengatakan, daripada sampah yang dihasilkan itu dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), lebih baik diolah dan dimanfaatkan kembali. "Bisa menghasilkan dan bernilai ekonomi di masyarakat," katanya. Kegiatan mengolah sampah itu menurut Rosmini sesuai dengan konsep pengelolaan sampah 3R, yakni Reduce, Reuse, dan Recycle. "Reduce, mengurangi timbulan sampah, Reuse dengan memakai kembali barang bekas yang bisa dipakai, dan recycle atau mendaur ulang. Kalau kita sudah pergunakan, maka tidak ada lagi yang mau dibawa ke TPA" ucapnya. (Josh)
Sumber: