Suhu Politik di Bone Memanas, Hubungan Sesama Balon Mulai Tidak Harmonis

Suhu Politik di Bone Memanas, Hubungan Sesama Balon Mulai Tidak Harmonis

<strong>Disway, BONE -</strong> Jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Bone di Nopember mendatang, suhu politik mulai dirasakan sedikit panas oleh beberapa kalangan dan masyarakat Bone saat ini . Salah satu balon Bupati Bone mulai jelas memperlihatkan dan mempertontonkan ketidak harmonisan sesama balon dan bahkan sudah mulai pasang badan dan dinilai telah menyalahgunakan wewenangnya sebagai seorang pejabat setingkat kepala dinas untuk kepentingan politik keluarganya . Seperti baru-baru ini yang hangat menjadi pergunjingan dibeberapa media sosial dimana salah satu balon yang disebut dan dipastikan maju yakni Asman Sulaeman yang saat ini menjabat sebagai Kepala Dinas Pertanian Bone dinilai mulai pasang badan terkait dengan acara jambore pertanian dengan peserta kurang lebih 5 ribu kelompok tani dan penyuluh di 27 kecamatan di Kabupaten Bone, tanpa mengundang atasan langsungnya yakni Penjabat Bupati Bone dan ketua DPRD Bone yang juga disebut akan maju di Pilkada Bone . Hal ini lah yang memicu tanda tanya dan dinilai oleh publik kalau suhu politik jelang Pilkada Bone mulai menunjukkan geliat panas ,seperti yang diungkapkan oleh salah satu Tokoh Pemuda Bone, dan juga Ketua Umum Aliansi LSM Bone, Alfian T.Anugrah, menurutnya tanda-tanda suhu Politik mulai memanas yang mulai dipertontonkan oleh salah satu bakal calon. "Saya bisa merasakan jika suhu politik jelang Pilkada mulai terasa hangat dan akan panas dimana saya melihat balon dari kalangan pejabat atau eksekutif itu sudah tidak saling menghargai dimana ada bawahan sudah tidak menghargai atasannya yang nota benenya sama -sama akan maju di Pilkada nanti," ungkapnya. Alfian, menjelaskan alasannya jika suhu politik jelang Pilkada mulai masuk fase panas, seperti yang terjadi dalam pelaksanan Jambore Pertanian dengan mengatas namakan Dinas TPHP tapi tema dari jambore tersebut cukup menarik dan kental dengan nungsa Pilkada. Temanya "Saya Pemipim, Petani juara, Rakyat Sejahtera". "Jambore Pertanian judulnya, tapi temanya rasa Pilkada," terangnya. Ironisnya, kata Alfian kegiatan jamborenya diadakan oleh Dinas Pertanian Bone, artinya atau setidaknya sebagai seorang kepala dinas yang bekerja secara profesional harusnya dalam acara yang besar tersebut karena melibatkan seluruh kelompok tani dan penyuluh (ASN) legowo mengundang atasannnya seperti penjabat Bupati, dan ketua DPRD, ini kan acaranya dinas pertanian bukan acara keluarga. "Inikan sudah menunjukkan ketidak harmonisan antara sesama balon , pertanyaannya sekarang acara Jambore tersebut dengan mengatasnamakan instansi pertanian otomatis kami sebagai masyarakat patut pertanyakan anggarannya," ujarnya. Pelaksanaan jambore itu apakah menggunakan dana APBD atau dana dari sokongan keluarga, yang nota benenya banyak cuannya. Kalaupun menggunakan dana pribadi atau endorse dari pihak keluarga kenapa bukan mengatasnamakan saja kegiatannya Jambore Keluarga Pertanian, sementara yang terlibat dalam acara itu adalah semua pegawai dan penyuluh yang digaji oleh negara. Selain Alfian, Ketua Lembaga Lapatau Bone Andi Anzhari dan Ramlan salah satu tokoh masyarakat di Kelurahan Macanang, keduanya juga menilai sikap yang dipertontonkan oleh balon Bupati tersebut menunjkkan sikap arogansi dan belum dewasa dalam berpolitik, serta tidak profesional sebagai seorang pejabat. "Wajarlah jika ada masyarakat menyebut beliau itu belum dewasa dalam berpolitik dan tidak profesional sebagai seorang pejabat, jika matang dalam politik tentunya dia harus mengenyampingkan soal persaingan kedepan dalam Pilkada nanti dan kenapa dianggap arogan dan tidak profesional karena seorang pejabat tentunya dia sadar bahwa ada atasan yang harus dihargai walau berbeda pandangan politik untuk dihadirkan diacara yang mengatasnamakan instansinya," ungkap Ramlan. Sementara itu, A. Anzhari berharap anggaran dalam jambore tersebut harus ditelusuri jika memang betul menggunakan anggaran Dinas Pertanian, jika menggunakan dana pribadi tentunya juga ada hal yang perlu di pertegas terkait penyalahgunaan wewenang untuk kepentingan kelompok dan pribadi atau kepentingan politik. Selain itu beberapa kalanganpun menyoroti tujuan pelaksanan Jambore tersebut yang diakui sendiri Asman Sulaeman sebagai ajang dan sebagai wadah bagai para petani untuk saling bertukar pikiran dan menyamakan persepsi namun temanya dinilai berbanding terbalik dan dianggap tidak nyambung "Saya Pemimpin, Petani Juara dan Rakyat Sejahtera " . "Tema dan tujuan jambore itu tidak nyambung dan bisa saja dianggap sebagai tameng untuk kepentingan politik keluarga semata, inikan lucu disebutkan acaranya menteri pertanian yang dihadiri oleh beberapa pihak yangvterkait dengan pertanian tapi kok tidak dihadiri oleh Bupati dan ketua DPRD, lucunya lagi malah beberapa baliho dan spanduk di sekeliling kalangan itu malah foto Asman dan Sudirman Sulaeman, ini sangat kental sekali jika jambore itu hanya lah tameng " ungkap beberapa komentar di beberap group whatsapp . Sementara itu dari pengakuan Asman Sulaeman kepada wartawan terkait dengan kegiatan Jambore tersebut bahwa kegiatan jambore pertanian yang berlangsung di Dusun Bakke, Desa Kajaolaliddong, Kecamatan Barebbo, terlaksana berkat kerja sama dengan Menteri Pertanian RI dan yang hadir diantaranya, Dirjen Holtikultura Kementrian Pertanian, Prof. DR. H.A.Taufik M.P, Direktur Polbantang Kementrian Pertanian, Dr. Detiya Triyunandar, M.P., Kepala BPP, Ketua Kelompok Tani se Kabupaten Bone, sejumlah camat, Kepala Desa serta Danramil dan Babinsa. <strong>(Subaer)</strong>

Sumber: