Kadis TPHP Tak Undang Bupati Pada Jambore Petani, Kalangan Menilai Suhu Politik di Bone Mulai Memanas

Kadis TPHP Tak Undang Bupati Pada Jambore Petani, Kalangan Menilai Suhu Politik di Bone Mulai Memanas

<strong>diswaysulsel.com, BONE --</strong> Jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Bone November mendatang, suhu politik mulai dirasakan sedikit memanas oleh beberapa kalangan dan masyarakat Kabupaten Bone saat ini. Baka calon bupati yang disebut-sebut bakal maju pada Pilkada mulai memperlihatkan dan mempertontonkan ketidakharmonisannya. Seperti baru -baru ini yang hangat menjadi pembicaraan di beberapa media sosial di mana salah satu bakal calon bupati yang disebut akan maju yakni Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Kabupaten Bone, Andi Asman Sulaiman tidak mengundang atasan langsungnya, Penjabat Bupati Bone, Andi Islamuddin pada pelaksanaan Jambore Petani dan Kemah Bakti Saka Taruna Bumi 2024 yang dilaksanakan di Dusun Bakke, Desa Kajaolaliddong, Kecamatan Barebbo, Bone, akhir pekan lalu. Diketahui, Andi Islamuddin sudah menyatakan dirinya siap bertarung pada Pilkada Bone November mendatang. Hal inilah yang memicu tanda tanya dan dinilai oleh publik suhu politik jelang Pilkada Bone mulai menunjukkan geliat panas, Seperti yang diungkapkan salah satu tokoh pemuda Bone yang juga Ketua Aliansi LSM Bone, Alfian T.Anugrah. Menurutnya, tanda-tanda suhu politik mulai sedikit panas yang mulai dipertontonkan oleh oknum bakal calon Bupati Bone. "Saya bisa merasakan jika suhu politik jelang Pilkada mulai terasa hangat dan akan panas dimana saya melihat bakal calon bupati dari kalangan pejabat atau eksekutif itu sudah tidak saling menghargai dimana ada bawahan sudah tidak menghargai atasannya yang notabenenya sama-sama akan maju di Pilkada Bone ini," ujar Alfian, Rabu, 1 Mei 2024. Alfian menjelaskan alasannya jika suhu politik jelang Pilkada mulai masuk fase panas. Seperti yang terjadi dalam pelaksanan Jambore Pertanian dengan mengatasnamakan Dinas TPHP tapi tema dari jambore tersebut cukup menarik dan kental dengan nuansa pilkada "Saya Pemipim, Petani Juara, Bone Sejahtera". " Jambore Pertanian judulnya tapi temanya rasa pilkada. Ironisnya lagi kenapa saya katakan mulai agak panas, jambore inikan diadakan oleh Dinas Pertanian Bone. Artinya atau setidaknya sebagai seorang kepala dinas yang bekerja secara profesional harusnya dalam acara yang besar tersebut karena melibatkan seluruh kelompok tani dan penyuluh (ASN) legowo mengundang atasannnya seperti penjabat bupati dan ketua DPRD. Ini kan acaranya Dinas Pertanian, bukan acara keluarga," sesalnya. "Inikan sudah menunjukkan ketidakharmonisan antara sesama bakal calon. Pertanyaannya sekarang acara jambore tersebut dengan mengatasnamakan instansi pertanian otomatis kami sebagai masyarakat patut pertanyakan anggarannya. Pelaksanaan jambore itu apakah menggunakan dana APBD atau dana dari sokongan keluarga. Kalaupun menggunakan dana pribadi atau endorse dari pihak keluarga, kenapa bukan mengatasnamakan saja Jambore Keluarga Pertanian sementara yang terlibat dalam acara itu adalah semua pegawai dan penyuluh yang digaji oleh negara," jelas Alfian. Selain Alfian, beberapa kelompok masyarakat pun menilai jika suhu politik jelang Pilkada Bone ini mulai panas. Seperti yang disampaikan Andi Anzhari. Penggiat Sosial ini mengatakan, melihat pelaksanaan Jambore Pertanian yang mengatasnamakan Dinas Pertanian otomatis ada anggaran APBD yang keluar untuk membiayai acara tersebut. Namun jika menggunakan dana pribadi atau sokongan keluarga, seharusnya Andi Asman Sulaiman tidak menggunakan kewenangannya sebagai kepala dinas untuk kepentingan politiknya. "Saya hanya berharap anggaran dalam jambore tersebut harus ditelusuri jika memang betul menggunakan anggaran Dinas Pertanian. Namun jika menggunakan dana pribadi, tentunya juga ada hal yang perlu dipertegas terkait penyalahgunaan wewenang untuk kepentingan kelompok dan kepentingan politik," tegas Anzhari. Begitupun yang dikatakan Ramlan R. Tokoh masyarakat di Kelurahan Macanan ini menilai Kepala Dinas TPHP Bone tidak profesional sebagai pejabat. "Seorang kepala dinas tentunya harus sadar bahwa ada atasan (bupati) yang harus dihargai. Walau berbeda pandangan politik, bupati harus dihadirkan di acara yang mengatasnamakan instansinya," pesan Ramlan yang juga merupakan pensiunan ASN. Sementara itu, dari pengakuan Andi Asman Sulaiman kepada wartawan, dia mengatakan bahwa kegiatan jambore tersebut terlaksana berkat kerja sama dengan Menteri Pertanian RI dan yang hadir diantaranya, Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian, A. Taufik, Direktur Polbantang Kementerian Pertanian, Detiya Triyunandar, Kepala BPP, Ketua Kelompok Tani se-Kabupaten Bone, sejumlah camat, kepala desa serta Danramil dan Babinsa. <strong>(subaer)</strong>

Sumber: