Warga Longwis Terus Optimalkan Lahan Sempit untuk Pertanian

Warga Longwis Terus Optimalkan Lahan Sempit untuk Pertanian

<strong>diswaysulsel.com, MAKASSAR </strong>- Program Lorong Wisata (Longwis) di Kota Makassar telah mengembangkan potensi pertanian di lorong. Kegiatan ini memanfaatkan lahan - lahan sempit di lorong menjadi lahan pertanian. Meski produksi belum terlalu banyak, kegiatan menanam ini diakui warga lorong dapat menjadi pasokan pangan bagi warga yang ada di lorong. "Apalagi ditambah tanaman hidroponik. Cukuplah untuk penuhi kebutuhan harian warga di lorong," kata Ros, salah satu warga Longwis di Kelurahan Paropo, Kecamatan Panakkukang. Di lorong yang ditinggali Ros, ada berbagai macam tanaman sayur. Mulai dari cabai, bayam, hingga kangkung. "Itu belumpi yang ditaman hidroponik. Lain lagi di situ. Biasa kita tanam sawi atau pakcoy. Cuma sekarang baru dibibit lagi," bebernya. Jika konsisten, Ros yakin warga bisa menciptakan lumbung pangan mandiri di lorong. Warga tidak lagi harus keluar rupiah jika ingin mengonsumsi pangan khisusnya sayuran. "Kan bisa dibilang ada semuami di lorong. Di beberapa longwis adami juga yang mulai coba tanam padi," sambungnya. Belum lama ini, Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kota Makassar telah membagikan bibit cabai ke Pemerintah Kecamatan di Kota Makassar untuk didistribusikan dan ditanam pada setiap Lorong Wisata (Longwis). Camat Panakkukang, Ari fadli juga melihat pemberian bibit ini dapat memantik warga untuk menumbuhkan jiwa mandiri khususnya di bidang pertanian. "Tentunya harapan kami masyarakat bisa mengolah sendiri dan produksi sendiri cabai di lahan rumah masing-masing atau berdaya secara mandiri," ujarnya. Hal ini kata dia bisa menjadikan lorong sebagai tempat produksi pangan mandiri. Apalagi, beberapa hasil tanam di lorong memiliki nilai jual tinggi. "Misal cabai. Itu salah satu sembako yang sering tinggi harga jualnya di masyarakat," katanya. (Josh/C)

Sumber: