Dosen UMI dan UNIBOS Lakukan Edukasi Upaya Pencegahan Perilaku Seks Berisiko di SMP Negeri 8 Pinrang
<strong>diswaysulsel.com, PINRANG </strong>- Remaja dalam rentang usia 10-17 tahun merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa melibatkan perubahan perkembangan seksual. Berkembangnya bentuk dorongan seksual pada remaja biasanya diekspresikan dengan ketertarikan terhadap lawan jenis dalam wujud berpacaran. Kedekatan yang awalnya hanya sebagai bentuk ungkapan kasih sayang pada akhirnya remaja akan sulit membedakan antara kasih sayang dengan dorongan nafsu seksualnya. Hal tersebut membuka akses untuk melakukan aktivitas seksual, seperti berpegangan tangan, berciuman, saling meraba, <em>petting</em>, melakukan hubungan seksual. Dampak negatif dari perilaku seks yang tidak sehat dapat menimbulkan berbagai penyakit infeksi menular seksual (IMS). Berdasarkan data dari kepolisian kabupaten Pinrang bahwa pada tahun 2020 sudah 4 kali didapatkan siswa SMP dan SMA melakukan pesta sesks dirumah kost. Pada tahun 2022 didapatkan 1 orang siswa SMP mengalami Kehamilan tidak inginkan (KTD), kemudian pada tahun 2023 ditemukan lagi 2 orang siswa SMP dan SMA mengalami KTD. Remaja di daerah ini masih minim pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi dan <em>sex education, </em>karena hal ini dianggap sebagai hal yang tabu <em>(Siri) </em>untuk dibicarakan. Hal ini kemudian membuat, Nur ulmy Mahmud, Dosen Fakultas kesehatan Masyarakat (FKM), Syahrul Mubarak Abdullah, Dosen Fakultas Ilmu Komputer dari kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI) dan Syawaliyah Gismin, Fakultas Psikologi Universitas Bosowa (Unibos), melaksanakan Program Kemitraan Masyarakat dibawah naungan pendanaan Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DRTPM) DIKTI. Program tersebut memberikan edukasi kepada kepada remaja terkait upaya pencegahan perilaku sex bersiko pada remaja di SMP Negeri 8 Pinrang yang merupakan salah satu sekolah Negeri favorite yang ada di Kabupaten Pinrang. Alhamdulillah para siswa yang ada di SMP Negeri 8 Pinrang sangat antusias mendengarkan penjelasan dari semua pemateri,”kata Dosen FKM UMI, Nur Ulmy, Senin (5/8/2024). “Terbukti dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan, terutama yang terkait dengan beberapa penyakit menular seksual serta bagaimana upaya pencegahan perilaku sex berisiko,” tambahnya. Dengan diadakannya kegiatan pendidikan seksual, diharapkan remaja yang tinggal di Kabupaten Pinrang mengetahui perilaku sex berisiko. Sehingga tidak ada lagi remaja yang melakukan sex pranikah yang sangat berpengaruh terhadap etika, perilaku, norma agama dan hokum. (*)
Sumber: