Dukungan Parpol Belum Final di Pilgub Sulsel

Dukungan Parpol Belum Final di Pilgub Sulsel

<strong>diswaysulsel.com, MAKASSAR </strong>- Pendaftaran kandidat Calon Gubernur di Komisi Pemilihan Umum (KPU) tinggal beberapa pekan lagi, namun ada sejumlah partai politik yang akan menjadi pengusung kandidat di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulawesi Selatan, belum meresmikan dukungan. Beberapa parpol telah menyatakan dukungan kepada kandidat Pilgub, akan tetapi dukungan yang dinyatakan belum final. Sebab bentuk dukungan parpol kepada kandidat Pilgub harus berupa Surat Keputusan (SK) dengan format B1 KWK. Adapun SK dalam model B1 KWK tersebut merupakan dokumen penting bagi para kandidat Pilkada maupun Pilgub, karena menjadi syarat utama melakukan pendaftaran jalur dukungan parpol di KPU 27 Agustus mendatang. Di Pilgub Sulsel saat ini telah terlihat dua poros yang menguat dan telah mengantongi dukungan dari parpol meskipun belum semuanya dalam bentuk B1 KWK. Poros pertama yang terbentuk adalah poros Andi Sudirman Sulaiman dan Fatmawati Rusdi. Poros ini dapat dikatakan berpondasi dukungan Partai Nasional Demokrat (NasDem) yang punya Golden Tiket. Dukungan NasDem kemudian disusul oleh partai-partai lain seperti, PAN, Demokrat, PSI dan Hanura. Pasalnya, meskipun merupakan poros awal yang terbentuk di Pilgub Sulsel, namun paket ASS-Fatma ini baru menerima satu dukungan resmi dalam model B1 KWK yakni dari partai Demokrat. Bahkan partai NasDem yang merupakan pondasi poros ini, sampai sekarang belum menyerahkan rekomendasi B1 KWK. Poros kedua yang menjadi tandingan ASS-Fatma adalah poros yang dibangun oleh Mohammad Ramdhan 'Danny' Pomanto dan Azhar Arsyad. Paket bertajuk "DiA Save Sulsel" ini diusung oleh tiga parpol koalisi, yakni PDI Perjuangan, PPP, dan PKB. Namun dari ketiga parpol koalisi "DiA" itu, baru PKB yang menyerahkan dukungan dalam bentuk rekomendasi final secara berpaket. Adapun PDI Perjuangan dan PPP, baru mengeluarkan surat tugas kepada Danny Pomanto. Lantas, apakah dengan belum adanya SK resmi yang diberikan oleh parpol kepada kandidat Pilgub ini, menandakan masih ada potensi terjadi dinamika perubahan dukungan menjelang hari pendaftaran? Pengamat Politik Universitas Hasanuddin (Unhas), Tasrifin Tahara menjelaskan dengan belum "finish" dukungan parpol ini, bisa jadi masih akan ada kejutan ke depannya. Hal itu karena, partai-partai besar seperti Golkar dan Gerindra, menurut dia, saat ini tengah melakukan kalkulasi untuk mengambil langkah di Pilgub Sulsel. "Bisa jadi sebenarnya akan ada kejutan-kejutan, yang pasti partai-partai besar itu akan punya kalkulasi setiap kondisi di lapangan. Misalnya katakan diawal narasi tentang kotak kosong, kemudian narasi 2 kubu, jadi sebenarnya di level internal partai-partai besar itu punya kalkulasi juga terhadap respon masyarakat," jelasnya, Selasa 6 Agustus 2024. "Boleh jadi ada poros baru karena seperti Golkar, kemudian Gerindra. Seperti Gerindra itu pasti mereka melihat dulu tidak serta mereka mengikut kepada calon tertentu yang sudah diusung oleh partai-partai lain," sambungnya. Tasrifin juga mengungkapkan bahwa masih ada kemungkinan terciptanya poros baru di Pilgub dengan masih adanya parpol besar yang belum menentukan sikap dukungan kepada poros yang telah ada saat ini. Kata dia juga, keputusan parpol besar seperti Golkar dan Gerindra itu pasti akan berefek pada konstelasi politik yang telah lebih dulu terbangun. "Kemungkinan akan terbentuk itu karena sebenarnya kan menunggu ketidaksepahaman antara koalisi-koalisi ini. Memang koalisi baru memungkinkan, karena banyaknya parpol yang mendeklarasikan diri ini kan seolah-olah terpusat pada calon-calon tertentu," terang Ketua Prodi Antropologi FISIP Unhas ini. Menurut Tasrifin, selama parpol belum mengeluarkan dukungan resmi dalam model B1 KWK, maka konstelasi politik masih bisa mengalami dinamika kapan saja. Dia menyebut hal tersebut sebagai kejutan yang terjadi akibat ketidaksepahaman antara parpol dengan kandidat yang diusungnya. "Jadi kemungkinan suara dari partai-partai besar ini akan diikuti oleh partai-partai kecil di koalisi lain. Dalam politik itu kan kejutan terjadi karena belum ada kesepahaman. Artinya menurut saya politik selalu ada kejutan," tandasnya. Kendati demikian, beberapa parpol yang belum mengeluarkan B1 KWK mengaku berpegang pada komitmennya untuk mendukung kandidat Calon Gubernur Sulsel. Komitmen tersebut memang lah dibutuhkan, karena keputusan mengeluarkan B1 KWK di tingkat pusat rawan adanya "pembegalan". Sementara, Wakil Ketua Bidang Ideologi dan Kaderisasi DPD PDIP Sulsel, Muhammad Iqbal Arifin menegaskan bahwa dukungan partai "wong cilik" itu kepada pasangan tersebut sudah dapat dipastikan. "Kalau PDI Perjuangan sudah pasti (mendukung Danny-Azhar). Kita berharap ini bisa solid ke depan dan itu tadi penekanannya kalau bisa segera B1.KWK," tegasnya, Minggu 4 Agustus 2024. Iqbal atas nama Ketua DPD PDI Perjuangan Sulsel Ridwan Andi Wittiri itu pun mendesak kepada parpol koalisi "DiA" lainnya untuk segera menerbitkan surat B1 KWK sesegera mungkin. Hal ini, kata dia, guna mencegah potensi adanya intervensi pihak lain di tingkat pusat. "Kalau bisa dalam waktu dekat kita (parpol koalisi Danny-Azhar) lakukan deklarasi. Tiga partai ini deklarasi, sehingga tidak ada lagi halangan ke depan, karena saya tahu banyak yang coba menganggu,” ujarnya. Selain PDI Perjuangan, PPP juga memberikan pernyataan komitmennya untuk tidak berpaling dari pasangan Danny-Azhar. Hal itu dinyatakan oleh Wakil Ketua Umum DPP PPP, Amir Uskara. Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua MPR RI itu juga mengungkapkan bentuk komitmen partai 'Kakbah' sebagai bagian dari koalisi adalah dengan mendorong kadernya, Ilham Ari Fauzi sebagai pendamping Indira Yusuf Ismail pada Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Makassar. "Saya kira, kalau PPP dengan kehadirannya (Ilham Fauzi) di sini sudah bisa dibaca (komitmennya)," jawab Amir Uskara saat ditanyakan bentuk komitmen PPP kepada Danny-Azhar. Figur politisi berakronim Aura itu pun mengungkapkan bahwa saat ini rekomendasi dalam bentuk B1 KWK dari DPP PPP sementara berproses. Di mana dia memastikan tak ada perubahan pada rekomendasi tersebut. "Kalau bicara rekomedasi tentu ada proses di internal partai. Tapi insyaallah, kita tunggu aja, kita pasti akan proses. Kalau surat tugas sudah ada langsung dari Ketum," tukasnya Sementara dari poros ASS-Fatma, Sekretaris DPW NasDem Sulsel, Syaharuddin Alrif meyakinkan publik dengan pendapatnya bahwa NasDem tetap teguh mengusung paket tersebut meski DPP NasDem sendiri sejauh ini belum mengumumkannya secara resmi. "NasDem sudah (resmi usung Andi Sudirman-Fatma), kan sudah selesai prosesnya," dalih Wakil Ketua DPRD Sulsel itu. Fatmawati Rusdi yang juga merupakan Wakil Bendahara Umum DPP NasDem, juga mengungkapkan dirinya masih menunggu keputusan dari DPP NasDem. Meski begitu, mantan Wakil Wali Kota Makassar ini optimis paketnya bersama Andi Sudirman akan mengamankan B1 KWK dari NasDem. "Kami tunggu apakah putusan DPP, karena keputusan tertinggi ada di DPP," ungkap Fatma saat menerima Surat Dukungan PSI beberapa waktu lalu. "Alhamdulillah rekomendasi dari partai NasDem, Partai Demokrat, Gerindra, PSI. Insyaallah (bertambah koalisi) karena komunikasi dengan elit-elit partai terus dilakukan," tambah Istri Ketua DPW NasDem Sulsel Rusdi Masse itu. (REG/E)

Sumber: