Abaikan Kader di Pilkada, Gerakan Bela Kader Golkar Mulai Bergulir
<strong>diswaysulsel.com</strong> - Keputusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar yang mengabaikan kadernya dan lebih memilih mengusung figur eksternal di Pilkada Serentak, 27 November mendatang, menimbulkan gelombang reaksi. Bahkan desakan kepada DPP Partai Golkar untuk membatalkan rekomendasi kepada beberapa Calon Gubernur mulai bergulir. Terkini, Inisiator Gerakan Bela Kader (GBK), Lisman Hasibuan akan mengerahkan kader Partai Golkar melakukan Gerakan Bela Kader Partai Golkar di Kantor DPP PG Slipi Jakarta terkait tidak direkomendasinya sejumlah kader potensial menjadi Cakada 2024. "Kita akan berjuang membela kader - kader PG yang terzhalimi yang tidak diberikan amanah untuk maju di Pilkada 2024," Ujar Kordinator Kader Muda Golkar ini dikutip, Senin, 12 Agustus 2024. Lisman sangat menyesalkan DPP Partai Golkar lebih memilih Cakada yang bukan kader meski di daerah tersebut potensi dan elektabilitas kader Partai Golkar cukup bagus. "Banyak contoh misalnya di Sumut, Sulsel dan Papua, Halmahera Maluku Utara , Jawa Tengah, mereka telah berjuang dengan airmata darah memenangkan PG hingga PG Menang di daerahnya, tapi saat mereka ingin maju sebagai Cakada malah DPP memilih orang lain yang sedikitpun tidak ada jasa ke Golkar saat Pileg 2024, inikan zholim namanya, " ujar Lisman. Dia mencontohkan, di Papua, kader dan simpatisan Golkar kecewa dengan keputusan DPP yang memberikan rekomendasi ke Fakhiri dan Aryoko sebagai Calon Gubernur dan Wakil Gubernur. Padahal kader Golkar yang juga Ketua Golkar Provinsi Papua Barat, Paulus Waterpauw sudah lebih dahulu mendapatkan restu. Bahkan dapat rekomendasi dari DPP Golkar. " Bahkan jika bicara survei saat ini di Papua, Paulus Waterpuw punya posisi paling teratas di banding kandidat lain. Sementara Fakiri selain bukan kader Golkar, ditambah hasil survei juga sangat rendah, ini kan zholim namanya "lanjut Lisman. "Demikian juga di Sumut, Sulsel, Jatim, Jabar, Jateng dan puluhan Calon Bupati dan Wali kota yang nasibnya sama, berjuang menang lalu di buang. Kalau begini, artinya DPP secara tidak langsung mau menghancurkan Golkar di 2029, karena kita ketahui selama ini bahwa salah satu potensi kemenangan PG karena banyak punya kader yang jadi Kepala Daerah," tegas Lisman. Untuk itu, ia akan galang para kader - kader yang terzhalomi untuk sama sama melakukan somasi dan Gerakan Bela Kader ke DPP Partai Golkar. Menuntut agar merevisi beberapa rekomendasi yang telah diterbitkan dan menunjuk kader potensial untuk maju di Pilkada. "Kami menghimbau agar para kader - kader PG jangan takut dan gentar membela haknya. Semua kader punya hak yang sama untuk membela hak - hak nya jika diperlakukan tidak adil. Apalagi hanya hitungan bulan Munas akan dilaksanakan, kita akan gugat nanti di Munas jika ada kebijakan - kebijakan DPP yang tidak membela Kadernya," pungkas Lisman.
Sumber: