Hindari Head to Head di Pilgub, Kubu ASS-Fatma Panik Klaim PPP
<strong>diswaysulsel.com, MAKASSAR </strong>- Belakangan ini suhu politik menuju Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulawesi Selatan (Sulsel) semakin memanas. Pasalnya terjadi aksi klaim rekomendasi partai politik oleh kubu Andi Sudirman Sulaiman (ASS) yang berpaket dengan Fatmawati Rusdi. Juru Bicara Tim Pemenangan Andalan Hati, Muhammad Ramli Rahim (MRR) mengklaim paket ASS-Fatma itu telah mendapat rekomendasi dari DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Padahal sebelumnya, Partai ‘Kakbah’ itu mengumumkan mendukung pasangan Mohammad Ramdhan ‘Danny’ Pomanto dan Azhar Arsyad. Meskipun mengaku bahwa pihaknya menolak menerima rekomendasi PPP tersebut, namun klaim sepihak ASS-Fatma itu tetap dinilai bentuk kepanikan dan menghindari pertarungan head to head di Pilgub. Klaim tersebut juga dinilai sebagai upaya memainkan wacana untuk menggoyahkan koalisi yang telah dibentuk oleh pasangan Danny-Azhar. Pengamat Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Ibnu Hadjar Yusuf menilai klaim kubu ASS-Fatma atas rekomendasi PPP ini merupakan bentuk kepanikan atas koalisi yang telah mencukupkan syarat bagi paket Danny-Azhar melenggang ke kontestasi Pilgub Sulsel. “Kan dia sudah cukup kursinya, kok masih terus menggerogoti (partai koalisi) Danny-Azhar. Seharusnya kan dia tinggal bergerak terus saja, nda usah mengganggu lawan politiknya terlepas ini lari tiga (poros) atau head to head,” ujar Ibnu Hadjar kepada Harian Disway Sulsel, Senin 12 Agustus 2024. Ibnu Hadjar mengatakan bahwa klaim ini juga menandakan masih ada upaya dari kubu ASS-Fatma membangun wacana adanya kotak kosong di Pilgub nanti. Kendati demikian, akademisi UIN Alauddin ini pun meyakini partai-partai seperti PPP masih teguh akan komitmen politik menjaga marwah partainya. “Jadi bagi saya klaim dari kubu ASS-Fatma itu bagian dari kepanikan dan kekhawatiran kalau Danny Pomanto lolos atau terjadi head to head. Karena ada kekuatan poros besar akan menyatu dalam berjalannya waktu. Karena sudah muncul di publik bahwa ada sebuah pembungkaman demokrasi, ada penghalauan bagi sosok Danny Pomanto agak tidak jadi maju,” terangnya. Pasca buyarnya wacana kotak kosong di Pilgub, saat ini pun muncul wacana head to head tetapi kubu ASS-Fatma menghindari pertarungan dengan Danny-Azhar. Menurut Ibnu Hadjar, wacana ini juga muncul akibat kekhawatiran akan kekuatan politik seorang Danny Pomanto. “Danny Pomanto ini secara figur kuat, ketokohannya sangat besar powernya, yang kedua jejaringnya bagus. Membangun soliditas dan solidaritas yang kuat, pengalaman beliau khatam. Jadi wajar kalau ada kepanikan dan kekhawatiran apabila beliau ikut bertarung,” ucap Ibnu Hadjar. Adapun soal kemungkinan adanya ‘pembegalan’ rekomendasi PPP di tingkat DPP, Ibnu Hadjar menyebut hal itu merupakan tindakan yang tidak mencerminkan etika politik seorang politisi yang ingin menjadi pemimpin di daerah. “Itu adalah pola-pola premanisme politik itu, tidak mengedukasi. Hanya mengandalkan jejaring ke tingkat yang lebih tinggi dan bermodal politik transaksional. Itu akan merusak tatanan politik dan tatanan demokrasi. Harus diberanguskan,” tandasnya. Sebelumnya diketahu, Juru Bicara Andalan Hati, Muhammad Ramli Rahim mengklaim bahwa pasangan ASS-Fatma telah diberikan rekomendasi oleh DPP PPP meskipun setelah itu ditolak. Klaim tersebut pun menuai reaksi dari para pengurus partai ‘Kakbah’. “Sampai hari ini PPP belum mengeluarkan B1-KWK kepada Bacagub Sulsel. Sampai hari ini hanya surat tugas ke Pak Danny Pomanto,” tegas Ketua DPW PPP Sulsel, Imam Fauzan, Sabtu 10 Agustus 2024. Menurut Wakil Ketua Komisi C DPRD Sulsel ini, pihak tim pemenangan calon gubernur tidak punya hak mengeluarkan statement tentang keputusan internal partai politik. Pernyataan Ramli Rahim tersebut, menurut Imam Fauzan, terkesan tidak beretika karena telah mencampuri internal partainya. "Dan perlu dicatat, sangat tidak elok tim pemenang cakada memberikan statement tidak sesuai dengan keputusan partai. Apalagi dia sama sekali tidak ada hubungannya dengan PPP," ujarnya. Wakil Ketua DPP PPP, Amir Uskara pun turut membantah klaim Ramli Rahim tersebut. Wakil Ketua MPR RI ini mengaku sejauh ini surat yang diterbitkan DPP PPP, baru sebatas surat tugas untuk Danny Pomanto sebagai usungan tunggal di Pilgub Sulsel 2024. "Untuk saat ini, surat yang keluar baru surat tugas untuk Pak Danny. Saya tidak tahu kalau ada surat lain," kata Amir Uskara. Legislator DPR RI ini juga mengatakan surat tugas Danny Pomanto yang akan dikonversi menjadi B1.KWK saat ini masih terus berproses di DPP PPP. Adapun selain mendapat respon dari partai politik, wacana ‘penggoyahan’ koalisi Danny-Azhar ini pun mendapat respon dari kalangan relawan. Salah satunya dari Relawan Perubahan Sulsel (RPS). Ketua Relawan Perubahan Sulsel Asri Tadda mengungkapkan bahwa pihaknya optimis Pilgub Sulsel 2024 bakal berlangsung tanpa adanya kotak kosong. "Kami optimis Pilgub Sulsel tidak hanya satu Paslon lawan kotak kosong. Tapi akan head to head, antara Andalan Hati dengan DIA," kata Asri, di Makassar, Senin, 12 Agustus 2024. Mantan Jubir Tim Pemenangan Daerah (TPD) Anies - Muhaimin (AMIN) Sulsel itu bilang, kondisi ini merupakan preseden yang baik untuk menjaga esensi demokrasi. "Demokrasi itu tentang memberi pilihan bagi rakyat. Semakin banyak pilihan tentu akan lebih baik. Dengan begitu, rakyat bisa memilah dan memilih mana yang terbaik untuk dijadikan pemimpin. Hanya dengan begitu, kita bisa mendorong perubahan dan perbaikan di daerah ini," ungkap Asri. Sebelumnya santer dikabarkan bahwa sebagian besar partai politik telah merapat ke kubu Andi Sudirman-Fatmawati Rusdi (Andalan Hati). Termasuk yang terbaru, adalah isu hengkangnya PPP dari kubu Danny Pomanto-Azhar Arsyad (DIA). "Demikianlah politik. Banyak cara bisa dilakukan, dan pragmatisme pasti terjadi dalam berbagai bentuk. Saya kira koalisi besar itu sah-sah saja, logikanya kan untuk mengunci kemenangan di awal," ujar Asri. Hanya saja, Asri menjelaskan, dinamika politik masih terus terjadi. Tidak semua parpol mengikuti arus koalisi besar tersebut. Ia merujuk pada sikap PDI-P, PKB maupun PPP. "Saya baru dapat bocoran, PPP meski telah coba direbut dengan segala cara, Insya Allah masih konsisten dengan sikapnya yang tetap mendukung Danny - Azhar," beber Ketua Mileanies Sulsel itu. Karenanya, sikap beberapa partai yang masih bertahan untuk menghadirkan opsi lain untuk Calon Gubernur Sulsel patut diapresiasi. "Nah, parpol-parpol yang tetap komitmen untuk menghadirkan lawan agar tidak terjadi kotak kosong di Pilgub Sulsel, tentunya sangat patut kita apresiasi. Mereka telah memberikan rakyat alternatif pilihan, sehingga demokrasi bisa tetap berlangsung dengan baik dimana para calon nantinya akan bertarung gagasan dan ide untuk memperbaiki daerah ini," jelasnya. (REG/E)
Sumber: