MAKASSAR, DISWAYSULSEL - Terkuaknya produksi uang palsu (upal) di lingkungan Kampus II Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, menimbulkan beragam spekulasi. Termasuk tudingan keterlibatan pihak rektorat.
Pasalnya, produksi uang palsu tersebut ditengerai diotaki Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar inisial AI. Oknum pegawai itu kabarnya telah diamankan Satreskrim Polres Gowa.
Meski kejadiannya di lingkungan kampus UIN Alauddin, pihak Rektorat menyebut, tidak memiliki kaitan dengan pimpinan. Padahal, semestinya sebagai pimpinan, rektorat punya tanggung jawab penuh atas semua aset di dalam lingkungan kampus termasuk gedung perpustakaan yang diduga digunakan sebagai tempat pencetakan uang palsu.
Menanggapi isu keterlibatan pimpinan kampus, Wakil Rektor III UIN Alauddin Makassar, Prof Muhammad Khalifah Mustamin, buka suara.
Dia menegaskan, pihaknya sama sekali tidak terkait dengan temuan pabrik upal pihak kepolisian.
“Terkait Upal, saya ingin sampaikan bahwa kampus UIN Alauddin itu tidak menjadi bagian kebijakan kampus, rektor dan jajarannya terkait isu (pabrik upal) yang merebak,” katanya kepada wartawan baru - baru ini.
“Saya ulangi lagi, terkait isu, berita, yang viral ke mana-mana itu tidak menjadi bagian dari kebijakan seluruh pimpinan yang ada di UIN Alauddin,” tegasnya.
Khalifah mengatakan, kasus ini sudah menjadi ranah kepolisian.
“Uang palsu kan sekarang sudah di tangan kepolisian. Kami pihak kampus, ya menunggu bagaimana mekanisme yang ada di kepolisian berjalan karena kami tidak bisa campuri itu,” sebutnya.
Namun, sebagai pihak kampus, dia pun menegaskan bahwa akan mengambil langkah tegas terhadap pegawai yang diduga terlibat dalam kasus ini. Apalagi saat penggrebekan beberapa waktu lalu, dikabarkan ada pegawai yang turut diamankan oleh Polres Gowa.
“Terkait dengan internal UIN Alauddin tentu pihak rektorat dan seluruh pihak pimpinan akan mengambil langkah-langkah yang harus dilakukan terkait dengan pegawai yang sudah diamankan oleh pihak kepolisian,” jelas Khalifah.
“Tidak ada orang yang mau kampusnya tercoreng di mana-mana. Kita semua malu terkait itu dan pasti kampus, rektor, serta pimpinan seluruhnya mengambil tindakan tegas terkait dengan itu semua, terkait oknum itu,” tambahnya.
Akan tetapi untuk saat ini, dia kembali mengatakan bahwa sepenuhnya proses kasus ini telah diserahkan kepada pihak kepolisian untuk tindak lanjutnya.
“Tetapi ada wilayah yang kita tidak bisa, seperti yang dilakukan polisi. Katakanlah polisi tugasnya dan ranahnya terkait dengan kriminal dan pidana,” tukasnya.
Terkait isu keterlibatan pimpinan kampus UIN dalam kasus ini, Kapolres Gowa, AKBP Reonald Truly S. Simanjuntak mengatakan, pihaknya belum dapat mengkonfirmasi hal tersebut.