DISWAY,SULSEL – Kepala SMP Negeri 13 Makassar, Drs. Ramli, M.Pd, menegaskan bahwa kabar adanya pungutan liar (pungli) senilai Rp5 juta dalam proses Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025 adalah informasi tidak berdasar.
Ramli mengaku heran isu tersebut mencuat di tengah proses pendaftaran yang masih berlangsung. "Saya juga heran, kenapa bisa ada isu seperti ini. Prosesnya saja belum selesai. Baru satu jalur, yakni jalur domisili, yang rampung. Jalur non-zonasi belum diketahui apakah ada yang mengundurkan diri atau tidak," ujarnya, Senin (7/7/2025). Ramli menduga isu pungli bisa saja berasal dari oknum di luar sekolah yang memanfaatkan situasi pendaftaran. "Kalau orang luar yang duduk di sekitar taman baca sekolah, mungkin saja ada yang bilang, ‘Saya bantu siapkan uang Rp5 juta.’ Itu bisa saja terjadi, tapi bukan dari pihak sekolah," ujarnya. Masyarakat diminta lebih selektif menerima informasi dan tidak mudah percaya pada pihak yang mengaku bisa meloloskan siswa dengan imbalan uang. Pendaftaran resmi tetap dilakukan sesuai aturan yang ditetapkan pemerintah daerah. Ia menegaskan, pihak sekolah sama sekali tidak pernah menjanjikan kelulusan atau kursi tambahan kepada orang tua siswa. "Lebih baik kami bicara jujur tidak ada jaminan apa pun, daripada berjanji lalu menyakiti hati orang tua," imbuhnya. Ia menjelaskan, hingga kini belum ada kepastian mengenai tambahan kuota siswa karena pihak sekolah masih menunggu keputusan resmi dari Kementerian Pendidikan. "Kalau masalah tambahan, belum ada jawaban. Permintaan tambahan kuota belum dapat restu," tambahnya. Ramli memastikan seluruh tahapan penerimaan siswa berjalan sesuai prosedur. "Tadi Bu Kadis Pendidikan juga sudah datang memantau langsung. Semuanya berjalan aman, tidak ada praktik pungli," tegasnya. Pada jalur zonasi, jumlah pendaftar mencapai sekitar 560 orang. Dari jumlah itu, hanya 154 siswa diterima. "Total keseluruhan siswa baru 352 orang yang akan dibagi dalam 11 rombongan belajar, masing-masing 32 siswa," jelas Ramli. Menurutnya, sekolah bahkan dilarang menjual seragam karena sudah ada program bantuan seragam gratis dari pemerintah. "Kami tidak menjual pakaian. Bu Kadis sudah mengingatkan agar seragam diberikan langsung melalui program seragam gratis. Jadi, jangankan pungli, menjual pakaian saja tidak boleh," katanya. SMPN 13 Makassar sempat mengusulkan penambahan jumlah siswa dalam satu rombongan belajar dari 32 menjadi 40 orang. Usulan itu dilakukan karena sekolah menjadi salah satu yang banyak diminati. Namun, Ramli memastikan keputusan tersebut sepenuhnya kewenangan dinas pendidikan. "Kami hanya mengusulkan, tetapi belum ada jawaban pasti. Jika pun disetujui, dinas pendidikan yang akan mengatur jalurnya," tutupnya.(*)