DISWAY, SULSEL - Program Pengabdian Masyarakat Internasional yang diinisiasi oleh Institut Ilmu Sosial dan Bisnis Andi Sapada bersama Persatuan Anak Rantau Indonesia (PARI) Malaysia dilaksanakan pada 6 Februari 2025 di Kuala Lumpur.
Kegiatan ini menghadirkan mahasiswa dan dosen sebagai peserta aktif dalam kolaborasi lintas negara, yang bertujuan untuk memberdayakan komunitas pekerja migran Indonesia di Malaysia melalui pembekalan literasi keuangan serta pengembangan kapasitas sumber daya manusia. Penugasan resmi kepada para peserta telah diberikan oleh institusi melalui surat tugas yang dikeluarkan pada 31 Januari 2025 sebagai bentuk dukungan kelembagaan terhadap upaya penguatan jejaring internasional. Pelaksanaan program tersebut mengusung visi untuk meningkatkan pengetahuan praktis dan kemampuan adaptasi mahasiswa dalam lingkungan sosial internasional. Dengan terlibat langsung dalam aktivitas pengabdian di komunitas migran, mahasiswa memperoleh wawasan baru terkait dinamika sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat perantau Indonesia. Kegiatan tersebut juga mendorong terciptanya jalinan solidaritas dan jejaring antar generasi anak bangsa di perantauan. Mahasiswa yang mengikuti program ini mendapatkan pengalaman berharga dalam berinteraksi dengan berbagai latar belakang individu serta menghadapi tantangan kompleks di luar negeri. Proses adaptasi budaya, penyelesaian masalah sosial, dan pelatihan kepemimpinan menjadi rangkaian pembelajaran penting yang tidak didapatkan secara teoritis di ruang kelas. Tidak hanya meningkatkan kapasitas pribadi, kegiatan ini juga melatih sensitivitas mahasiswa terhadap isu transnasional yang berkaitan dengan migrasi dan ketenagakerjaan. Kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan melalui berbagai sesi, termasuk edukasi literasi keuangan, workshop kewirausahaan, dan diskusi pemberdayaan sosial ekonomi. Peserta aktif berbagi pengetahuan terkait pengelolaan keuangan, perencanaan masa depan, serta strategi bertahan hidup yang relevan bagi para migran. Sinergi antara mahasiswa dan pengurus PARI menjadi kunci utama keberhasilan transfer pengetahuan di lingkup komunitas. Selain itu, program ini menjadi momentum penting dalam memperkuat reputasi perguruan tinggi sebagai institusi yang berorientasi global. Perguruan tinggi tidak hanya berperan sebagai pusat pendidikan, tetapi juga sebagai agen perubahan sosial yang secara aktif membangun kemitraan internasional. Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara institusi pendidikan dan komunitas migran juga membuka peluang kerja sama yang lebih luas di masa depan. Kegiatan ini juga diwarnai oleh upaya pemberdayaan ekonomi bagi pekerja migran melalui pelatihan kewirausahaan. Peserta diajarkan berbagai strategi bisnis rumahan dan literasi digital untuk mendukung kemandirian ekonomi keluarga pekerja migran di Malaysia. Edukasi yang diberikan oleh mahasiswa dan dosen turut berkontribusi pada peningkatan kapasitas individu serta keluarga migran dalam menghadapi tantangan ekonomi global. Tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan program ini cukup beragam, mulai dari keterbatasan waktu, perbedaan budaya dan latar belakang sosial peserta, hingga kendala koordinasi lintas negara. Meski demikian, setiap hambatan dijadikan ruang pembelajaran bersama, yang pada akhirnya memperkuat kemampuan adaptasi dan membangun kepercayaan antar pihak. Pengalaman mengelola perbedaan menjadi pondasi penting dalam membangun kerja sama berkelanjutan. Penyelenggaraan kegiatan dilakukan dengan perencanaan yang matang, namun tetap fleksibel dalam menjawab kebutuhan mendesak di lapangan. Respons yang cepat terhadap situasi di lokasi menjadi bukti komitmen para peserta dalam mewujudkan pengabdian nyata kepada masyarakat. Interaksi intensif dengan komunitas lokal di Kuala Lumpur membuat hasil pengabdian masyarakat terasa lebih signifikan dan relevan. Dokumentasi kegiatan menjadi salah satu aspek krusial yang menunjukkan transparansi dan akuntabilitas program ini. Setiap rangkaian acara didokumentasikan melalui laporan, foto kegiatan, dan absensi peserta, yang semuanya menjadi bahan evaluasi untuk pengembangan program selanjutnya. Data yang terkumpul juga digunakan sebagai dasar refleksi dan pengambilan keputusan strategis. Keberhasilan program ini tidak terlepas dari kolaborasi erat antara perguruan tinggi, mahasiswa, dan komunitas PARI di Malaysia. Kolaborasi lintas institusi tersebut memperkuat jaringan sosial dan akademik, sekaligus memperluas cakupan kegiatan pengabdian masyarakat ke ranah internasional. Kemitraan ini juga menjadi model bagi institusi lain yang ingin mengembangkan program serupa di luar negeri. Dampak langsung kegiatan ini terlihat pada peningkatan literasi keuangan di kalangan pekerja migran Indonesia. Melalui pelatihan intensif dan pendampingan, peserta dapat mengelola penghasilan dengan lebih bijak, merencanakan masa depan secara finansial, serta mengurangi risiko kerentanan ekonomi akibat kurangnya pemahaman keuangan. Intervensi ini sangat relevan mengingat besarnya kontribusi pekerja migran terhadap perekonomian keluarga di tanah air. Penguatan solidaritas komunitas anak rantau menjadi aspek kunci yang diperoleh dari program ini. Mahasiswa dan migran saling belajar, berbagi dukungan, serta membangun rasa kebersamaan yang menembus batas negara. Solidaritas ini memperkokoh identitas dan daya tahan komunitas perantau dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan di luar negeri. Selain dampak sosial ekonomi, program ini juga berkontribusi pada pengembangan soft skills mahasiswa, seperti komunikasi lintas budaya, kepemimpinan, dan pemecahan masalah. Pengalaman langsung di lapangan menjadi laboratorium sosial bagi pembentukan karakter dan profesionalisme generasi muda Indonesia. Mahasiswa diharapkan mampu menjadi agen perubahan yang berwawasan luas dan berdaya saing tinggi di era global. Rekomendasi yang dihasilkan dari evaluasi program ini meliputi perlunya perencanaan yang lebih matang, perluasan peserta, serta penguatan kerja sama dengan lembaga mitra internasional. Berbagai tantangan yang muncul hendaknya dijadikan inspirasi untuk pengembangan program pengabdian masyarakat berikutnya, sehingga manfaat yang dirasakan dapat lebih meluas dan berkelanjutan. Program ini juga menjadi ajang unjuk inovasi bagi mahasiswa, yang dituntut untuk berpikir kreatif dalam mencari solusi masalah sosial yang dihadapi pekerja migran. Keberhasilan inisiatif-inisiatif kecil, seperti pelatihan bisnis rumahan dan literasi digital, menjadi bukti bahwa peran mahasiswa sangat strategis dalam menjawab tantangan zaman. Inovasi sosial yang dikembangkan seyogianya menjadi inspirasi bagi program-program serupa di berbagai daerah. Selain transfer pengetahuan, program ini juga berfungsi sebagai media diplomasi sosial di antara komunitas Indonesia dan masyarakat internasional. Aktivitas pengabdian yang dilakukan di negara lain turut memperkuat citra positif bangsa Indonesia sebagai masyarakat yang inklusif, progresif, dan peduli terhadap isu global. Hal ini selaras dengan cita-cita pendidikan tinggi yang menanamkan nilai kemanusiaan universal dalam setiap kegiatannya. Keteladanan mahasiswa dan dosen dalam menjalankan tugas pengabdian menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk berperan aktif dalam transformasi sosial. Konsistensi, dedikasi, serta integritas peserta tercermin dari capaian program yang terukur dan berkelanjutan. Pengalaman bersama komunitas PARI di Malaysia menjadi modal penting untuk mengembangkan kapasitas diri dan jaringan profesional di masa depan. Refleksi dari pelaksanaan program ini menunjukkan bahwa era globalisasi menuntut civitas akademika untuk berkontribusi secara nyata di luar batas wilayah negara. Program pengabdian masyarakat internasional membuktikan pentingnya pendekatan lintas disiplin, lintas budaya, dan lintas institusi dalam menghadapi isu-isu global. Mahasiswa dan dosen diajak berpikir secara holistik serta bertindak secara kolaboratif demi tercapainya tujuan bersama. Evaluasi menyeluruh terhadap program ini mengungkapkan perlunya sinergi yang semakin erat antara pemerintah, perguruan tinggi, dan diaspora Indonesia untuk memperluas manfaat pengabdian masyarakat internasional. Keterlibatan multi pihak tersebut penting agar solusi yang dihasilkan relevan dan responsif terhadap kebutuhan pekerja migran dan komunitas perantau pada umumnya. Tidak hanya memberi manfaat jangka pendek, program ini juga berpotensi menciptakan dampak jangka panjang dalam pembentukan karakter dan profesionalisme mahasiswa. Melalui pengalaman nyata lintas negara, para peserta dipersiapkan menjadi pemimpin yang adaptif, inovatif, dan berorientasi pada kemaslahatan sosial. Program Pengabdian Masyarakat Internasional antara Institut Ilmu Sosial dan Bisnis Andi Sapada dan Persatuan Anak Rantau Indonesia (PARI) Malaysia tidak hanya menjadi wujud nyata pengabdian kepada masyarakat, tetapi juga refleksi komitmen perguruan tinggi dalam mencetak lulusan berintegritas dan berdaya saing di tingkat global (*)Sinergi Perguruan Tinggi dan Komunitas Diaspora dalam Pemberdayaan Sosial Ekonomi Migran
Jumat 07-02-2025,18:44 WIB
Editor : Muh. Seilessy
Kategori :