Program Kepala SD Inpres Toddopuli Dikeluhkan

Selasa 06-06-2023,16:00 WIB
Reporter : Muhammad Fadly
Editor : Muhammad Fadly

<strong>diswaysulsel.com, MAKASSAR</strong> - Sejumlah guru dan orang tua siswa SD Inpres Toddopuli tampak mendatangi Kantor DPRD Makassar, pada Senin 5 Juni 2023. Mereka menyambangi pihak Komisi D selaku mitra Dinas Pendidikan Kota Makassar. Mereka meminta Kepala Sekolah (Kepsek) SD Inpres Toddopuli segera diganti, lantaran banyaknya keluhan baik dari pihak guru maupun orang tua siswa. Di antara banyak keluhan, salah satu yang disoroti ialah inovasi yang diciptakan oleh Kepsek yang melebihi kemampuan siswa SD. Yakni menghadirkan inovasi teknologi berupa robot, yang berlalu lalang membantu beberapa tugas guru maupun siswa di lingkungan sekolah. Salah satunya berkeliling menerima sumbangan siswa setiap hari Jumat. "Ada programnya Jumat Berkah, dan robot itu yang keliling ambil uangnya siswa," jelas Cia, perwakilan Guru SD Inpres Toddopuli. Masalahnya, kata Cia, tidak adanya transparansi dana sumbangan para siswa, karena dianggap tidak jelas alurnya. "Masalah transparansi itu tidak pernah diumumkan totalnya dan akan dikemanakan," sambung Cia. Setuju akan pernyataan Cia, salah seorang perwakilan orang tua Siswa, Jamal mengungkap hal yang sama. Dia bilang anaknya yang saat ini duduk di bangku kelas 3, kerap kali mengaku takut melihat robot tersebut. "Inovasi robot yang berkeliling meminta sumbangan siswa itu saya sayangkan adalah, ini menjadi ketakutan terhadap siswa yang melihat robot tersebut," tuturnya. Jamal juga mengeluhkan persoalan sistem penilaian mata pelajaran yang berlaku. Pasalnya, pada salah satu mata pelajaran, anaknya disuruh untuk membawa tiga buah paving block sebagai ganti untuk mendapatkan nilai. "Menurut Saya ini belum pantas diberlakukan. Apalagi untuk siswa yang masih kecil, tidak ada korelasinya," ujarnya. Tak hanya itu, keluhan kembali diungkapkan oleh salah seorang guru lainnya, Afni. Ia mengungkapkan, bahwa Kepsek SD Inpres Toddopuli kerap kali tidak melibatkan guru-guru, dalam pengambilan keputusan terkait kebijakan sekolah. "Kami sangat tidak nyaman, ibu Kepsek memang baru beberapa bulan di sekolah kami, sedangkan saya sudah lama disana. Tapi kadang dia tidak menerima saran dan nasehat kami. Jadi kami rasa dia otoriter," imbuh Afni. Afni juga mengeluhkan sikap Kepsek-nya, yang kerap kali mengeluarkan pernyataan seolah meremehkan keberadaan mereka sebagai seorang tenaga pengajar. "Saat rapat kami jarang dilibatkan. Juga ada pernyataannya (Kepsek), katanya misalkan guru tidak ada yang mau mengajar, dia bisa menggerakkan itu robotnya untuk menggantikan kami. Itu ketersinggungan kami," tambahnya. Menanggapi keluhan-keluhan tersebut, Sekretaris Komisi D DPRD Makassar Hamzah Hamid mengaku akan mengatensi persoalan yang terjadi. "Saya sudah banyak menggali persoalan di SD tersebut, karena beberapa kali sudah saya dengar. Saya tidak ingin membela tapi saya berharap sekolah itu kondusif untuk semua orang," ujarnya. Hamzah yakin, ada sesuatu yang tidak beres dari sekolah yang bersangkutan. Hamzah juga mengaku sudah beberapa kali didatangi pihak sekolah tersebut. Masalah SD Inpres Toddopuli ini pun, kata Hamzah, sudah sampai ke telinga Kadis Pendidikan Kota Makassar. "Ini memang ada yang salah karena yang datang mengadu bukan segelintir orang, tapi ini banyak. Jadi ini bukan persoalan kecil. Apalagi sudah berani menyampaikan di depan pak Kadis," tandasnya. Kendati demikian, Hamzah bilang persoalan ini akan diproses berdasarkan prosedur yang berlaku, dan akan diputuskan hasilnya setelah melakukan koordinasi langsung dengan Dinas Pendidikan. (nur/sky)

Tags :
Kategori :

Terkait

Terpopuler