Suka Duka Kelola Longwis

Selasa 01-10-2024,10:21 WIB
Reporter : Muhammad Fadly
Editor : Muhammad Fadly

<strong>diswaysulsel.com, MAKASSAR </strong>- Pengembangan potensi Lorong Wisata (Longwis) memiliki tantangan tersendiri, seperti yang dirasakan pengelola Longwis Cinta di Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala. Pengelola Longwis Cinta, Pammusureng sekaligus Ketua Dewan Lorong (Delor) Kelurahan Bangkala bercerita, suka duka pengembangan Longwis. "Dukanya yaitu pada saat mendapati tanaman diserang hama dan penyakit, misalnya kutu putih dan cabe berdaun keriting dan buahnya diserang patek,"ucap Pammusureng. Namun, itu membuat Pammusureng terus berinovasi. Sehingga dia memanfaatkan sampah dijadikan insektisida dan fungisida organik. "Dan ini merupakan tantangan untuk berinovasi berbuat sesuatu untuk meracik insektisida dan fungisida organik,"ucapnya. Namun dibalik duka dia alami, terdapat banyak suka yang ia rasakan selama mengembangkan Longwis Cinta. Seperti kekompakan masyarakat yang ada di sana. Pammusureng sangat bahagia karena merasa menjadi manusia yang bermanfaat bagi yang lain, lewat pengembangan Longwis Cinta tanaman sayuran di sana dapat dinikmati oleh warga sekitar. "Sukanya pada saat sedang bekerja merawat tanaman tiba-tiba ada warga masyarakat baik dari anggota KWT Cinta itu sendiri maupun dari luar datang meminta hasil tanaman baik dalam bentuk buah terong,tomat,cabe, gambas,pepaya dan bahkan pisang,"ucapnya. "Ini merupakan kebahagiaan tersendiri bagi saya karena dapat berbagi kepada sesama," sambungnya. Dia mengatakan, warga yang ada di Longwis Cinta bebas mengambil tanaman di kebun, selama mereka tidak menjualnya. "Warga dalam Longwis bebas menikmatinya dengan tetap mengedepankan etika "Sipakatau", mereka tidak langsung memetik atau memanen, pastinya izin dulu,"terangnya. Pada saat harga cabai melonjak tinggi, dia menulis di depan kebun Longwis cinta "cabai halal" untuk memberi tahu kepada warga bahwa capai di kebun bebas diambil. "Bahkan pada saat melonjaknya harga cabe saya tulis di karton " Cabel halal" akan tetapi mereka (warga masyarakat) tetap pamit(izin) baru kemudian memetik, ini juga merupakan antara warga longwis mengedepankan saling menghargai," ungkapnya. Sementara Ketua Forum Komunikasi (FK) Delor Kota Makassar, Faisal Hamdan Alkatiri meminta seluruh Delor yang ada di kota Makassar untuk menjadi perpanjangan tangan pemerintah untuk memajukan Longwis. Ia menginginkan, dewan lorong mampu menjadi penggerak dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengembangan Longwis. “Inilah gambaran pemerintah dalam mendukung pengembangan lorong. Dewan lorong ini yang akan menjadi penggerak di lorong-lorong wisata,” kata Faisal. Olehnya itu, ia menekankan kepada setiap delor untuk dapat bekerja maksimal dalam memajukan program lorong wisata. “Kelihatannya sederhana, tapi keberadaan delor di setiap lorong wisata ini menjadi kunci,” ucapnya. Selain itu, dia juga menyemangati para Delor yang ada di Makassar karena telah dilibatkan dalam program strategis Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar. “Dalam program strategis pak wali, Kita dilibatkan dalam program -program Pemerintah Kota Makasar. padahal pada awalnya siapa kita? Kita hanya anak lorong yang setiap dulu dikenal,” imbuhnya. (Jun/C)

Tags :
Kategori :

Terkait

Terpopuler