Respons Warga Luwu Usai MDA Bangun Jembatan Kadundung yang Rusak Diterjang Banjir Bandang

Respons Warga Luwu Usai MDA Bangun Jembatan Kadundung yang Rusak Diterjang Banjir Bandang

MDA rampungkan Pembangunan Jembatan Kadundung (Diswaysulsel/Istimewa) --

Disway, Luwu - Masyarakat Kecamatan Latimojong akhirnya bisa bernapas lega dengan selesainya pembangunan jembatan permanen di Desa Kadundung. Fasilitas penghubung utama antara wilayah Bajo dan Latimojong ini kini sudah dapat digunakan secara luas, menggantikan jembatan lama yang rusak parah akibat banjir tahun lalu.

Zainuddin, salah satu warga Ulusalu, mengungkapkan rasa syukurnya. “Kalau dulu lewat jembatan Bailey harus ekstra hati-hati, apalagi saat musim hujan. Sekarang jembatannya sudah bagus dan kokoh, jadi lebih aman,” tuturnya.

Hal serupa disampaikan Sulkifli, seorang pedagang dari Kadundung. Ia setiap hari melintasi jalur ini untuk berdagang ke Bajo dan Tobaru. “Jalanan sekarang lebih nyaman. Jembatannya lebar dan kuat, jadi kami lebih tenang. Kami sebagai warga tentu sangat berterima kasih,” katanya.

Proyek ini dikerjakan oleh PT Piranti Jagad Raya (Pijar) sebagai pelaksana konstruksi, dengan pembiayaan sepenuhnya dari PT Masmindo Dwi Area (MDA). Pembangunan ini tidak membebani anggaran pemerintah daerah sama sekali.

Direktur PT Pijar, H. Marham Ismail, menjelaskan bahwa pembangunan jembatan tersebut merupakan bentuk kepedulian MDA terhadap kebutuhan masyarakat lokal. “Jembatan ini adalah akses vital masyarakat Bajo ke Rante Balla. Karena sebelumnya rusak akibat bencana, kami bangun kembali agar bisa digunakan secara layak oleh masyarakat,” jelas Marham.

 

Sempat Menjadi Sorotan 

Ia juga membantah anggapan bahwa jembatan ini dibangun semata untuk menunjang operasional perusahaan. “Faktanya, ini adalah fasilitas umum yang lokasinya di luar area tambang dan dipakai banyak orang, bukan hanya MDA,” tegasnya.

Terkait isu pembayaran lahan, Marham menyatakan bahwa hal itu telah ditangani sesuai aturan. “Kalau ada yang masih meragukan, mari kita buka bersama regulasinya. Ini bukan soal individu atau perusahaan, tapi demi kepentingan publik,” ujarnya.

Ia turut menyayangkan adanya suara-suara sumbang, apalagi jika berasal dari pihak yang masih memiliki hubungan keluarga dengannya. “Tidak pantas jika kontribusi yang sudah dirasakan banyak orang justru dipelintir jadi hal negatif. Mari kita lebih bijak melihat manfaatnya,” tambahnya.

Pembangunan Jembatan Kadundung merupakan bagian dari kontribusi berkelanjutan MDA di sektor infrastruktur wilayah. Sebelumnya, perusahaan juga telah membangun berbagai jembatan umum yang memberi manfaat ganda, baik untuk masyarakat maupun kelancaran logistik proyek.

Beberapa di antaranya adalah Jembatan Umum Lekopini yang menghubungkan Bonelemo dan Saronda, Jembatan RC 6 yang menjadi jalur utama dari Kadundung ke Tobaru, serta Jembatan Umum Makalua yang menghubungkan Kadundung dengan Saronda.

Fasilitas-fasilitas ini membuktikan bahwa infrastruktur yang dibangun tak hanya memperkuat aktivitas industri, tapi juga mendukung kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat sekitar. (*)

 

Sumber: