Wakepsek Bantah Tuduhan ada Pungli di SMP 23 Makassar

Gedung sekolah SMP Negeri 23 Makassar/Ist--
DISWAY, MAKASSAR — Pihak Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 23 Makassar akhirnya melakukan klarifikasi soal dugaan praktek pungutan liar (Pungli) kepada sejumlah siswa. Melalui Wakil Kepala Sekolah (Wakepsek), Hj Besse Nadira membantah aduan salah satu orang tua murid, soal dugaan praktek pungli di sekolah tersebut.
Hj Besse mengakui telah melakukan krosscek secara langsung ke sejumlah siswa di kelas 8 terkait dengan uiran harian sebesar Rp1.000-2.000 perhari. Namun menurutnya itu merupakan inisiatif para siswa untuk pembayaran foto studio bersama wali kelas mereka.
"Jadi mereka ingin membuat kenang-kenangan bersama dengan wali kelasnya. Tapi tidak ada dari pihak sekolah, karena itu dilakukan nanti di luar jam pelajaran," katanya saat ditemui di SMP 23 Makassar, Kamis 11 September 2025.
Wakepsek bidang kurikulum ini, menegaskan pihak sekolah tidak pernah mengistruksikan pembayaran iuran tersebut. Namun itu iuran itu murni inisiatif para siswa untuk kegiatan foto bersama di luar sekolah. "Jadi wali kelas tidak pernah menyuruh, anak-anak sendiri ini yang mau kumpul-kumpul Rp1.000 untuk kita bayar studio," tegas Hj Besse.
Di tempat yang sama, Wakil Kepala Sekolah bidang Humas, Insana menambahkan terkait soal kegiatan perayaan maulid dan 17 Agustus sudah rutin dilakukan setiap tahun di SMP Negeri 23 Makassar, dengan partisipasi orang tua murid.
Sebab, pihak sekolah tidak memiliki biaya khusus, untuk kegiatan di luar sekolah seperti Perayaan Maulid dan 17 Agustus. Sehingga biaya tersebut butuh partisipasi orang tua murid tanpa ada paksaan sama sekali.
"Kalau kegiatan Maulid dan 17 Agustus sudah lama kita lakukan. Jadi ada partisipasi tapi tidak ada paksaan," jelas Insani.
Sumber: