Pemkot Makassar

Membangun Pabrik Perubahan Negeri

Membangun Pabrik Perubahan Negeri

Andi Muhammad Jufri, M.Si Praktisi Pembangunan Sosial--

Oleh: Andi Muhammad Jufri

 

Praktisi Pembangunan Sosial

 

 

MAKASSAR — "Bila anda  memberi saya ikan, maka anda hanya berjasa memberi saya makan sehari lamanya ..............Namun, bila anda mengajari saya memancing ..............maka anda telah berjasa memberi saya makan hingga saat nanti air laut menjadi keruh karena polusi dan pantai -pantai habis diambil alih oleh para  konglomerat untuk dibangun hotel hotel mewah. ...........Namun, bila anda mêngajari dan memfasilitasi saya untuk dapat mengorganisasikan diri ..........maka apapun masalah dan tantangan yang dihadapi, saya akan dapat  bergabung bersama warga komunitas saya dan kami bersama - sama akan dapat mengatasi masalah sendiri" (Dr. Amanda Kiessel, 2008). 

 

Membangun negeri di tengah berbagai tantangan yang ada perlu "seni" memandu dan bergerak. Kita berharap "simfoni" (komposisi)  dapat membangkitkan seluruh energi jiwa raga dan potensi tumbuh dan berkembang menjadi gerak tertata dan barisan yang indah. 

 

Demokrasi negeri kita, telah mengatur dengan baik pergantian pemimpin "maestro" melalui mekanisme pemilihan umum lima tahunan. Hal itu memungkinkan berbagai gaya sang "maestro" bisa berbeda pada jamannya, namun mereka berada pada satu tujuan untuk menyajikan dan mempersembahkan "seni" memakmurkan rakyat dalam kehidupan yang harmoni. 

 

Sang "maestro" negeri kita memiliki ragam gaya memakmurkan rakyat. Presiden Soekarno, "maestro" pertama negeri ini,  mengembangkan istilah "ekonomi berdikari" dengan menasionalisasi aset ekonomi penting yang dikuasai sebelumnya oleh asing atau penjajah. Soekarno juga melancarkan "proyek mercusuar" untuk pembangunan nasional demi mencapai kedaulatan ekonomi. 

 

Pada masa Presiden Soeharto, "maestro" kedua negeri ini, mengembangkan gaya pembangunan bertahap yang dikenal dengan istilah "repelita" (rencana pembangunan lima tahun) diterapkan sebagai landasan pembangunan ekonomi dan pemerataan kesejahteraan penduduk. Soeharto juga melancarkan seni "swasembada pangan" yang fokus pada pemenuhan kebutuhan pangan pokok (terutama beras). Kemudian juga dikembangkan seni ber "keluarga berencana" (family planning) untuk mengontrol pertumbuhan penduduk negeri. Soeharto juga mencanangkan gerakan "peningkatan kesejahteraan rakyat" melalui peningkatan kebutuhan pangan, gizi, pelayanan kesehatan , pendidikan, air bersih dan perumahan. 

Sumber: