Pemkot Makassar

Membangun Pabrik Perubahan Negeri

Membangun Pabrik Perubahan Negeri

Andi Muhammad Jufri, M.Si Praktisi Pembangunan Sosial--

 

"Maestro" ketiga negeri ini, Presiden BJ Habibie,  menerapkan gaya " reformasi pembangunan" melalui percepatan penyelesaian undang-undang yang menghilangkan praktek monopoli dan persaingan tidak sehat. Sementara, "maestro" ke empat negeri ini, Presiden Abdurrahman Wahid mengeluarkan gaya "persatuan nasional"  dengan penghapusan rangkaian kebijakan yang bernilai diskriminasi terhadap kebudayaan Tionghoa.

Presiden Megawati Soerkarno Putri, "maestro" ke lima negeri ini, dengan gaya "gotong royong" melakukan normalisasi kehidupan ekonomi dan kemasyarakatan untuk memperkuat dasar bagi kehidupan perekonomian rakyat.

 

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, sang '"maestro" ke enam  negeri ini, dengan gaya "Indonesia Bersatu" secara spesifik melakukan pengembangan  dan peningkatan listrik, produksi dan ketahanan pangan, revitalisasi perindustrian, pembenahan tata ruang tanah, infrastruktur, UMKM, Financing investasi,  iklim dan lingkungan, reformasi kesehatan, dan pendidikan

 

Presiden Jokowi, "maestro" ke tujuh negeri ini, dengan gaya "nawacita" melakukan program peningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan dengan program “Indonesia Pintar”; serta peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan program “Indonesia Kerja” dan “Indonesia Sejahtera” dengan mendorong land reform dan program kepemilikan tanah seluas 9 hektar, program rumah kampung deret atau rumah susun murah yang disubsidi serta jaminan sosial untuk rakyat pada tahun 2019.  

 

Jokowi juga meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional agar bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya. Kemudian juga, mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. Jokowi juga melakukan revolusi karakter bangsa melalui kebijakan penataan kembali kurikulum pendidikan nasional dengan mengedepankan aspek pendidikan kewarganegaraan, yang menempatkan secara proporsional aspek pendidikan, seperti pengajaran sejarah pembentukan bangsa, nilai-nilai patriotisme dan cinta Tanah Air, semangat bela negara dan budi pekerti di dalam kurikulum pendidikan Indonesia.

 

Pasa saat ini, Presiden Prabowo Subianto, "maestro" ke delapan negeri ini, dengan gaya "Astacita" melaksanakan  pemantapan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru. Kemudian juga, meningkatkan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong kewirausahaan, mengembangkan industri kreatif, dan melanjutkan pengembangan infrastruktur. 

 

Prabowo juga memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM), sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, prestasi olahraga, kesetaraan gender, serta penguatan peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas. Kemudian juga melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri. Juga melakukan pembangunan dari desa dan dari bawah untuk pemerataan ekonomi dan kemiskinan. Memperkuat reformasi politik, hukum, dan birokrasi, serta memperkuat pencegahan dan pemberantasan korupsi dan narkoba. Kemudian, memperkuat penyelarasan kehidupan yang harmonis dengan lingkungan, alam, dan budaya, serta peningkatan toleransi antarumat beragama untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur. 

 

Berbagai gaya "maestro" pemimpin negeri telah memberikan jejak-jejak cetakan pelangi Indonesia yang lebih cerah. Berbagai potensi sumber daya termanfaatkan dan telah menopang hidup rakyat dan negeri ini. Walaupun demikian, perbaikan perlu terus dilakukan agar rakyat dan negeri dapat lebih menikmati lagi berbagai "rasa" produk dan karya "maestro" kini dan akan datang. 

Sumber: