Pemkot Makassar

Budayawan Gowa: Gelar Pahlawan untuk Jenderal Andi Muhammad Jusuf Amir adalah Kebanggaan Sulsel

Budayawan Gowa: Gelar Pahlawan untuk Jenderal Andi Muhammad Jusuf Amir adalah Kebanggaan Sulsel

--

DISWAY, SULSEL — Rencana pemerintah untuk menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada almarhum Jenderal (Purn) Andi Muhammad Jusuf Amir disambut penuh kebanggaan oleh masyarakat Sulawesi Selatan

Salah satunya datang dari pengamat kebijakan publik dan budayawan asal Gowa, H. Hiyar Abdi Daeng Nuntung.

Ditemui di salah satu warkop di Sungguminasa, Sabtu (25/10/2025), Hiyar menyebut keputusan negara itu sebagai bentuk penghargaan terhadap jasa seorang putra daerah yang telah mengabdikan hampir seluruh hidupnya untuk bangsa dan negara.

“Ini kebanggaan besar bagi masyarakat Sulawesi Selatan. Negara akhirnya memberikan perhatian yang pantas kepada sosok beliau. Wajar, karena pengabdian Jenderal Andi Muhammad Jusuf Amir bukan hanya di medan militer, tetapi juga dalam menjaga integrasi bangsa,” ujarnya dengan nada haru.

Menurut Daeng Nungtung sapaan akrabnya, sosok Andi Muhammad Jusuf Amir tidak hanya dikenal sebagai perwira tinggi TNI yang tegas dan nasionalis, tetapi juga sebagai figur yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya Bugis-Makassar — sipakatau, sipakalebbi, dan sipakainge — dalam setiap pengabdiannya.

“Beliau adalah contoh nyata bagaimana nilai-nilai budaya bisa menjadi dasar dalam kepemimpinan. Ia disiplin tapi santun, keras tapi tetap manusiawi,” tambahnya.

Hiyar juga berharap, penghargaan tersebut menjadi momentum bagi generasi muda Sulawesi Selatan untuk lebih mengenal para tokoh lokal yang berperan penting dalam sejarah bangsa.

“Kita sering lupa bahwa banyak pahlawan bangsa lahir dari tanah ini. Sudah saatnya generasi muda kembali membaca sejarah dan meneladani semangat mereka,” pesannya.

Sebagai salah satu tokoh militer terkemuka asal Sulawesi Selatan, Jenderal (Purn) Andi Muhammad Jusuf Amir dikenal luas atas dedikasinya selama menjabat sebagai Panglima ABRI dan Menteri Pertahanan Keamanan pada masa Orde Baru. Ia wafat pada 8 Mei 2004 di Jakarta.

Rencana penganugerahan gelar Pahlawan Nasional bagi almarhum kini tengah menunggu keputusan resmi dari pemerintah pusat. (ZQ)

Sumber: