Rawan Kecelakaan! Pengerukan Aspal Poros Jeneponto Resahkan Pengendara dan Warga Sekitar

Rawan Kecelakaan! Pengerukan Aspal Poros Jeneponto Resahkan Pengendara dan Warga Sekitar

<strong>diswaysulsel.com, JENEPONTO </strong>- Pengerukan aspal disepanjang Jalan Nasional Poros Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan cukup meresahkan bagi pengendara roda dua, roda empat dan penggunan jalan lainnya. Pasalnya, pengerukan aspal yang sudah dua pekan lalu dilakukan di Kecamatan Bangkala, Poros Jeneponto tersebut sampai saat ini belum diperbaiki. Akibatnya, kerap menelan korban, begitu pun terhadap pengendara roda dua tidak sedikit terjatuh. Belum lagi debunya yang sangat dikeluhkan oleh warga sekitar lantaran mengundang polusi. Adanya fakta tesebut, menuai banyak sorotan dari kelangan masyarakat sekitar. Sebab, mereka menilai pengerukan yang dilakukan rawan terjadinya kecelakaan dan sangat membahayakan bagi pengendara yang melintas dari arah Makassar - Bantaeng. Salah seorang warga, Rahma, mengaku bukan hanya dirinya saja yang sangat mengeluh dengan adanya pengerukan aspal tersebut. Namun hampir kata Rahma, semua warga yang berjualan di bahu jalan Kelurahan Bontorannu ini mengeluh karena aspal yang sudah dikeruk mengeluarkan banyak debu. "Banyak sekali debu kak, itumi na banyak orang mara-marah di sini," kata Rahma terlihat kesal kepada Disway, Jumat (1/9/2023). Bahkan, Rahma juga mengaku tidak menjual garam karena garamnya hitam kena debu. Termasuk penjual pakaian disekitarnya. "Itu pejual pakaian kak di sini tidak na pajangmi lagi karena banyak tawwa debu yang menempel di baju. Saya lagi kak eh mukaku ini sudah banyak mi jerawatnya gara-gara debu," kesal Rahma lagi. Harusnya tutur Rahama, setelah dilakukan pengerukan pihak pekerja tidak menunggu lama untuk menambalnya kembali mengingat kondisi cuaca yang kurang bersahabat saat-saat ini. "Andaikan sudah dikeruk na langsung ji na perbaiki kak bagus ji, tapi itu tidak, baru adami lebih seluh hari sudah dikeruk," tambahnya. Tak hanya sampai disitu, warga sekitar pun juga berharap kepada pemerintah agar segera menambal jalan yang disengaja dikeruk ini dan secepatnya dituntaskan. Menurut Wahyu, pengerukan ini tidak hanya membahayakan bagi penggguna jalan lainnya. Namun, juga mengundang dampak polusi. "Saya berharap pengerukan ini segera ditambal kembali pak, bukan apanya banyak sekali debu dan kasihan juga pengendara yang melintas pada malam hari," ujarnya. Sementara itu, salah seorang keluarga korban, Irfan, juga mengaku baru-baru ini keluarganya menjadi korban kecelakaan saat melintas pada Selas (29/8) malam dari Makassar menuju Bantaeng. Kata dia, keluarganya terjatuh dari motor yang dikendarainya akibat menghindari jalan berlubang yang sudah dikeruk itu. "Kata keluarga saya, ia betul-betul kehilangan kendali setelah menginjak aspal yang terkupas dan terjatuh," ucap Irfan menirunya.. Itu karena, dia tidak melihat adanya papan bicara atau tanda rambu-rambu yang dipasang oleh pihak pekerja jalan. Sehingga tidak mengetahui kondisi jalan tersebut yang dapat membayangkan pengguna jalan. “Harusnya ini menjadi perhatian khusus pemerintah. Soalnya ini kan sangat berbahaya bagi pengendara, khususnya roda dua. Jangan sampai korban terus berjatuhan barulah sibuk melakukan perbaikan,” jelasnya. Pengendara lainnya, Andika Pratama juga menuturkan keluh kesahnya terhadap pengerukan jalan yang membahayakan bagi dirinya sendiri dan pengendara lain. "Kami bagi pengguna jalan yang sering lalu-lalang di sini, mohon kalau bisa secepatnya ditambal supaya tidak terjadi lagi korban berikutnya atau kecelakaan motor dan mobil,” singkatnya. (Syamsir)

Sumber: