Asosiasi Mahasiswa Pemerhati Petani Kecam FGD PT Vale
<strong>diswaysulsel.com, MAKASSAR </strong>- Asosiasi Mahasiswa Pemerhati Petani protes akibat hadirnya aktivitas PT Vale Indonesia di perkebunan warga khususnya di Loeha Raya Kabupaten Luwu Timur. Mereka menganggap kehadiran PT Vale Indonesia di daerah tersebut dapat mengancam keberlangsungan sumber penghidupan masyarakat petani yang ada. Diketahui sebelumnya, polemik di wilayah tersebut terjadi antara masyarakat dan PT Vale Indonesia. Hal ini bermula saat perusahaan tambang nikel terbesar di Indonesia itu melakukan konsesi lahan. Namun saat terjadi konsesi lahan tersebut ditentang oleh masyarakat stempat. Sebab, blok Tanamalia telah menjadi lokasi perkebunan merica (lada) bagi masyarakat yang ada disana. Salah satu peserta aksi Ahmad Rifai mengatakan, PT Vale telah melakukan Focus Grup Discussion di Hotel Claro pada 11 Oktober kemarin. FGD tersebut, kata dia, mengarah pada pembukaan ruang untuk membahas ganti rugi dan pemindahan lahan perkebunan petani. "Ini sudah melenceng dari keinginan masyarakat yang ada di kampung (loeha raya), dimana masyarakat hanya ingin kebunnya di bebaskan dari konsesi PT Vale," ujarnya belum lama ini. Rifai menambahkan, dirinya mempertanyakan jika PT Vale ingin membuka lahan di Loeha Raya, harusnya melakukan diskusi bersama masyarakat setempat yang paham dan menjalani kehidupan di lokasi tersebut. "Dalam hal ini lah kami menduga bahwa memang PT Vale memang tidak punya itikad baik, apalagi di FGD tersebut hanya 12 orang, dan kami menduga bahwa peserta yang hadir itu tidak mewakili aspirasi dari masyarakat tolak tambang," sambungnya. Menurutnya masyarakat hanya ingin berkebun dengan tenang tanpa adanya rasa takut. Apalagi, kata Rifai PT Vale harusnya membuka ruang diskusi ditengah-tengah masyarakat dan petani yang ada. "Yaitu di Loeha Raya, bukan malah di makassar, karena banyak sekali aspirasi-aspirasi masyarakat yang berada di akar rumput yang membuat tidak sampai jika itu di laksanakan di makassar," tutupnya. (Alfath)
Sumber: