Pj Gubernur Didesak Mundur Usai Ungkap ‘Bobroknya’ Pengelolaan Keuangan Pemprov, Dew
<p dir="ltr"><strong>diswaysulsel.com</strong> - Setelah Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan, Bahtiar Baharuddin mengungkap 'bobroknya' pengelolaan keuangan Pemerintah Provinsi di era kepemimpinan Andi Sudirman Sulaiman (ASS), desakan mundur dari jabatannya pun langsung bergelinding.</p> <p dir="ltr">Salah satu desakan Pj Gubernur mundur datang dari Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI) Sulsel ketika menggelar aksi unjuk rasa dengan melibatkan pemuda dan mahasiswa dari berbagai organisasi di gedung DPRD Sulsel, Senin kemarin, (16/10/2023).</p> <p dir="ltr">Adapun tuntutan dari APDESI dalam aksi itu, mereka mendesak Pj Gubernur mencabut Surat Edaran (SE) nomor: <a href="tel:412211938">412.2/11938</a>/DPMD tertanggal 9 Oktober 2023 yang meminta pengalokasian 40 persen Anggaran Dana Desa (ADD) untuk mendukung ketahanan pangan. Ini terkait penanaman pisang.</p> <p dir="ltr">Sementara dari aliansi mahasiswa menilai ucapan Pj Gubernur yang menyebut Pemprov defisit Rp1,5 triliun di era kepemimpinan Andi Sudirman yang menuju kebangkrutan, menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat. Sementara di tengah terjadinya defisit, Pj Gubernur menggelontorkan biaya sebesar Rp30 miliar pada APBD Perubahan 2023 untuk pengadaan tanaman pisang.</p> <p dir="ltr">Dengan kondisi ini, Jenderal Lapangan Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Sulsel Bersatu, Takbir mendesak Presiden Jokowi dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengevaluasi Pj Gubernur Bahtiar Baharuddin.</p> <p dir="ltr">"Dia tidak pantas menjadi gubernur. Untuk itu kami dengan hormat meminta kepada Presiden Republik Indonesia untuk segera mencopot Pj Gubernur Sulawesi Selatan Bahtiar Baharuddin dari jabatannya, dan mengangkat Pj gubernur yang memahami tata kelola pemerintahan dan mengenal Sulawesi Selatan dengan baik,” kata Takbir dalam orasinya.</p> <p dir="ltr">Menanggapi ini, Wakil Ketua Komisi A DPRD Sulsel Bidang Pemerintahan, Arfandy Idris menilai desakan Pj Gubernur untuk mundur cukup mengada - ada. Apalagi Pj Gubernur baru menjabat satu bulan lebih.</p> <p dir="ltr">"(Desakan mundur) Itu mengada - nada karena tidak ada sedikitpun alasan bahwa Pj melakukan pelanggaran. Adapun edaran yang disampaikan, itu wujud imbauan. Karena bersifat imbauan harus kita pahami posisi Pj inikan mau melihat daerah kita ini jauh lebih maju dibandingkan daerah - daerah lain. Maka dari itu tentu harus berbuat lebih baik," ucapnya kepada awak media, Selasa, (17/10/2023).</p> <p dir="ltr">Legislator dari fraksi Golkar ini mengaku bingung, adanya pihak yang meributkan upaya Penjabat Gubernur secara terbuka menyampaikan kondisi pengelolaan keuangan Pemprov Sulsel. Padahal sudah sepatutnya diketahui masyarakat luas.</p> <p dir="ltr">"Saya bingung kalau ada orang yang mempersoalkan keterbukaannya Pj terhadap pengelolaan keuangan kita. Itu syukur, Pj tidak mengada - ada, karena berkonsekuensi juga kalau dia teruskan dengan pola pola begitu, memang kita bangkrut. Jadi saya anggap mengada - ngadalah menuntut Pj, baru satu bulan. Saya mengapresiasi Pj ini mau terbuka berkaitan dengan pengelolaan keuangan, " ujarnya.</p> <p dir="ltr">Diketahui, beberapa waktu lalu, Pj Gubernur mengungkap, Mantan Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman meninggalkan beban utang yang cukup banyak. Sehingga Bahtiar Baharuddin mengeluarkan instruksi kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Pemerintah Provinsi untuk menghemat belanja pada APBD Pokok 2024.</p> <p dir="ltr">Utang terbesar yang ditinggalkan Andi Sudirman bersumber dari Dana Bagi Hasil Daerah (DBH) ke Kabupaten/Kota, mencapai Rp445 miliar. Informasi yang dihimpun utang DBH ini menumpuk dari 2021 sampai 2023. Rentan waktu tersebut merupakan masa kepemimpinan tunggal Andi Sudirman setelah Nurdin Abdullah dicokok Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).</p> <p dir="ltr">Kemudian pada APBD Pokok 2024, ada tiga proyeksi utang yang harus diselesaikan Pemprov untuk menyelematkan APBD di 2025. Yakni, utang jangka panjang Rp513 miliar, utang pihak ketiga Rp662 miliar dan utang TPP Pegawai Rp74 miliar.</p> <p dir="ltr">Wakil Ketua DPRD Sulsel, Syaharuddin Alrif mendukung langkah Penjabat Gubernur untuk fokus menyelesaikan utang pada APBD Pokok 2024. Sebab jika OPD tidak menghemat belanja bisa saja menggerus APBD Pemprov Sulsel, karena nominalnya semakin lama terus bertambah jika tidak segera diselesaikan.</p> <p dir="ltr">"Maunya Gubernur bereskan dulu utang, untuk menormalkan keadaan. Selesai dulu masalah. Kalau normal, sehat kembali. Jangan dulu terlalu banyak belanja. Inikan kehadirannya Pj Gubernur menyehatkan kembali APBD," ujar Syaharuddin Alrif kepada awak media di kantor DPRD Sulsel.</p> <p dir="ltr">Menurut Sekretaris Partai NasDem Sulsel ini, dalam rapat paripurna pandangan umum fraksi mengenai rancangan peraturan daerah APBD Pokok 2024, semuanya sepakat mendorong Pj Gubernur menyelesaikan utang.</p> <p dir="ltr">"Kami DPRD akan membantu menormalkan ini. Tadi (Rabu, 13 Oktober 2023) pemandangan umum fraksi menyoroti semua, selesaikan utang. Sekarang kami di DPRD dengan Pj Gubernur berupaya menyehatkan APBD. Dengan membantu menahan OPD tidak belanja banyak yang berlebihan," ujarnya.***</p>
Sumber: