Sinari Makassar dengan Program 1 Lorong 1 Tahfidz

Sinari Makassar dengan Program 1 Lorong 1 Tahfidz

<strong>diswaysulsel.com, MAKASSAR -</strong> Satu lorong, satu Tahfidz Quran segera terbentuk di Kota Makassar. Program tersebut telah direncanakan oleh Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto. Danny, bagitu Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto akrab disapa mengatakan, Pemerintah Kota Makassar ingin menjaring 200 anak yang bermukim dari lorong-lorong se-Kota Makassar untuk didik agar menjadi tahfidz. Tujuannya kata dia, agar anak tersebut mampu menyinari Kota Makassar dengan akhlak-akhlak yang baik. “Kita mau menciptakan cahaya di lorong dengan tahfidz,” ucap Danny kepada penceramah sekaligus Akademisi Universitas Hasanuddin Makassar, ustadz Das'ad Latif belum lama ini. Danny mengungkapkan, di masa kepemimpinannya di Kota Makassar memang mengupayakan mengoptimalkan pembangunan di lorong-lorong. Meski latar belakangnya sebagai arsitek, ia lebih memilih mempercantik kawasan kumuh dibandingkan membangun gedung-gedung mewah. Danny menyebut, posisinya saat ini adalah pemimpin untuk masyarakat. Ia tidak mau, posisinya sebagai wali kota ditafsirkan sebagai pemimpin proyek. “Latar belakang saya arsitek tetapi tidak pernah bagun gedung mewah? Saya ini bukan mau menjadi pemimpin proyek. Tapi, saya mau menjadi pemimpin yang ada dalam Alqur’an, dan saya bahagia dengan apa yang saya buat karena Lillahi Ta’ala,” sambungnya. Danny menjelaskan, membuat program di Kota Makassar dihubungkan dengan filosofi Arsitek. Di mana, kata dia, arsitek mempunyai disiplin ilmu ruang dan bentuk. Sehingga membangun Makassar harus seperti konsep arsitektur yaitu menjaga keseimbangan antara ruang dan bentuk (perilaku). “Perilaku sebenarnya harus lebih dominan, itulah kenapa saya dari awal tidak pernah membangun gedung,” jelasnya. Maka dari itu, sejak pertama kali memimpin Makassar, Danny selalu membuat program dimulai dari lorong. Dia selalu mengajak masyarakat untuk terlibat dalam membangun kotanya. “Kami tidak membangun ruang dengan kemewahan, tetapi kami ingin melibatkan semua orang karena yang kami bangun adalah perilaku,” kata Danny. Danny bercerita, kerap menjumpai sebuah kota hanya permukaannya saja yang dipoles dengan pembangunan, tetapi ruang-ruang kecil dari sebuah kota justru tak mendapat perhatian. Maka dari itu, program-program untuk di lorong terus ia tambah. Lorong Wisata misalnya, mampu menjadi lokomotif perekonomian masyarakat di lorong. Kemudian ia juga menambah program keagamaan di lorong seperti pengajian lorong, silaturahmi lorong dan program satu lorong satu tahfidz. Ustadz Das’ad Latief mengapresiasi langkah dari Danny membangun Makassar dengan pendekatan agama. Menurut Das’ad, penting bagi seorang pejabat, memiliki nilai-nilai agama. “Saya terkesima dengan (konsep membangun) akhlak, akhlak itu penting. Apalagi keseimbangan itu,dua aspek ini luar biasa karena nilainya adalah nilai-nilai keagamaan,” tukas Das’ad. (*)

Sumber: