Serius Maju di Pilwali Makassar, Ketua PKS Sulsel Daftar Cawalkot di PAN, Demokrat dan PKB

Serius Maju di Pilwali Makassar, Ketua PKS Sulsel Daftar Cawalkot di PAN, Demokrat dan PKB

<strong>diswaysulsel.com</strong> - Ketua DPW PKS Sulawesi Selatan, Amri Arsyid semakin memantapkan niatnya bertarung sebagai bakal Calon Wali Kota (Cawalkot) Makassar, November 2024 mendatang. Bahkan Amri mendaftar secara langsung di tiga partai Sekaligus. Antaranya, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrat dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Amri Arsyid didampingi Dewan Pakar DPW PKS Sulsel Abubakar Wahasua serta pengurus DPW Provinsi dan DPD PKS Makassar, mendaftar di tiga partai tersebut di hari yang sama, Senin, (13/5/2024). Di DPD PAN Makassar Amri Arsyid bersama rombongan tiba sekitar pukul 13.30 WITA, mereka diterima Sekretaris Desk Pilkada, Umar Kadir dan sejumlah pengurus. Setelah itu rombongan Amri Arsyid bertolak ke DPC Partai Demokrat Makassar sekira pukul 14.30 WITA, mereka diterima Ketua Desk Pilkada Fatma Wahyuddin dan Anggota Desk Pilkada Ray Suryadi Arsyad. Selanjutnya Amri Arsyid kembali melanjutkan pendaftaran di kantor DPC PKB Makassar, mereka tiba sekitar pukul 15.20 WITA dan diterima Sekretaris Andi Makmur Burhanuddin. Amri Arsyid mengatakan, pendaftaran di tiga partai tersebut telah melalui pertimbangan dengan melihat perolehan kursi yang dimiliki. Di mana Pileg 14 Februari lalu, PKB meraih lima kursi, PAN dan Demokrat masing - masing mengunci tiga kursi di DPRD Makassar. Serta ketiga partai ini dianggap terbuka untuk semua figur di Pilwali. Pendaftaran tersebut diakui Amri, membuktikan keseriusannya bertarung di Pilwali Makassar. Bahkan politikus berlatar pengusaha ini memastikan akan maju di Pilwali sebagai 01. "Kalau 02 mungkin saya gak daftar kali ya. Pasti 01, fix," katanya kepada wartawan seusai mendaftar di tiga partai itu. Tak hanya itu, diungkapkan Amri, untuk PKS dirinya akan mengikuti prosedur yang ada. Sehingga, akan ikut mendaftar di partai besutan Ahmad Syaikhu tersebut, meskipun dirinya adalah pimpinan partai. "Harus mendaftar, saya ikuti prosedur. Jadi saya sendiri yang menetapkan bahwa kalau PKS meskipun kader kalau gak daftar, ya kita gak akan follow up. Jadi karena saya yang bikin aturan itu, ya saya juga harus mendaftar di PKS Makassar, insyaallah," ucapnya. Di samping itu, Amri menyebut, mulai melakukan penjajakan calon pendamping, mulai dari latar belakang politisi, birokrat hingga akademisi. Namun penjajakan ini akan mengacu pada hasil survei. "Figur 02 jujur aja kita melihat dinamika yang ada. Bagi saya segmennya paling tidak ada dua, apakah segmen birokrat atau politisi. Terakhir muncul lagi saran akademisi. Ini kita akan lihat, kira-kira siapa yang kita mau jadikan 02," ucapnya. Untuk pendamping, Amri mengaku, tidak memiliki kriteria khusus. Sepanjang figuritas yang akan digaet mampu mewakili semua elemen masyarakat. "Bagi saya sih yang betul-betul bisa mewakili elemen masyarakat, jadi bukan hanya sekedar gender tapi yang bisa mewakili elemen masyarakat, ada keterwakilan segmen masyarakat untuk bisa berkolaborasi pada Pilkada," ujarnya. Adapun pilihan pertarungan di Pilwali Makassar, Amri menuturkan, ini pun telah melalui pertimbangan yang matang. Ada sejumlah variabel yang mendorongnya ikut bertarung di daerah episentrum Kawasan Indonesia Timur itu. "Pertama saya memang lahir di Makassar. Yang kedua jaringan keluarga terbesar saya ada di Makassar. Yang ketiga memang jaringan sekolah, teman-teman, bisnis saya pun hampir semuanya ada di Makassar. Jadi ya tidak bisa juga saya mengatakan saya bukan anak Makassar," ucapnya. Mengenai kesiapan finansial pun sudah di hitung secara matang. "Saya kira semua yang mendaftar harus sudah siap dengan konsekuensi itu. Pasti. Jadi kalau ada yang tidak siap, bagi saya ya berarti gak serius. Jadi kita siap dengan konsekuensi itu," tukasnya. Terpisah, Ketua Desk Pilkada DPC Demokrat Makassar, Fatma Wahyuddin mengatakan, bakal calon Wali Kota dan wakil Wali Kota yang telah mengambil formulir di partai besutan Agus Harimurti Yudhoyono tersebut, sudah empat kandidat. Antaranya, Adi Rasyid Ali, Irwan Adnan, Rahman Bando dan Amri Arsyid. "Semua kandidatnya (datang langsung). Kecuali Pak Irwan, LO-nya yang datang," katanya. Menurut Fatma, semua figur yang mendaftar di Demokrat, elektoralnya akan diukur melalui survei. Kemudian disampaikan ke DPD Partai Demokrat Sulsel sebagai bahan masukan untuk diteruskan ke DPP. "Jadi pendaftaran tanggal 18 April sampai dengan 17 Mei. Setelah itu, tanggal 18 penyerahan ke DPD, tanggal 22 sampai dengan tanggal 30 Mei itu akan diadakan fit and proper test di tingkat DPD. Setelah itu baru tingkat DPD menyerahkan berkasnya ke DPP. Selanjutnya DPP yang akan menentukan siapa yang akan mengendarai partai Demokrat," ujarnya. Diungkapkan Fatma, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono menyerahkan sepenuhnya ke Desk Pilkada tingkat Kabupaten/Kota untuk melakukan penjaringan. Sehingga, bakal calon yang tidak melalui prosedur tahapan pendaftaran di tingkat DPC dipastikan berkasnya tertolak di Dewan Pimpinan Pusat (DPP). "Tidak bisa (langsung DPP). Jadi aturannya harus melalui DPC dulu. Jadi DPP tidak memberikan peluang, meskipun ada langsung. Jadi harus melalui tahapan, DPC dulu terus di-fit di DPD, DPP yang menentukan," imbuhnya. &nbsp;

Sumber: