Tanggapi Wacana Kotak Kosong di Pilgub, Usman Lonta: Menang Itu dengan Gagasan Bukan Keterpaksaan
<p dir="ltr"><strong><a href="https://diswaysulsel.com">diswaysulsel.com</a></strong> - Wacana kotak kosong di Pemilihan Gubernur Sulawesi Selatan (Pilgub Sulsel), 27 November 2024, terus berhembus kencang. Kabarnya, ada kekuatan besar dengan mengandalkan finansial, berupaya memborong partai politik untuk menjegal kompetitornya.</p> <p dir="ltr"> Meski upaya tersebut dijamin undang - undang, namun dianggap tidak demokratis.</p> <p dir="ltr">Wakil Ketua DPW PAN Sulsel, Usman Lonta mengatakan, upaya melawan kotak kosong merupakan cara - cara mematikan demokrasi. Serta upaya tersebut dianggap bukan sifat - sifat petarung.</p> <p dir="ltr">"Karena kan masa kita mau menang menghadapi kotak kosong. Kepuasan menang itu kalau kita menangkan pertarungan dengan gagasan yang sempurna, dukungan yang sempurna. Bukan keterpaksaan mendukung kita," kata Legislator DPRD Sulsel itu kepada wartawan, Senin, (20/5/2024).</p> <p dir="ltr">Menurut Usman Lonta, upaya melawan kotak kosong untuk menjegal kompetitor, sama sekali tidak mendidik masyarakat berdemokrasi. Sebab masyarakat hanya dihadapkan dengan pilihan kertas kosong yang tidak bergambar.</p> <p dir="ltr">"Ada orang mau dipilih jadi pemimpin, masa mau dipilih kertas (kosong) kan tidak masuk akal. Jangan dididik ini warga untuk tidak punya akal sehat. Kalau dia orang head to head dengan orang, terus kita pilih orang itu namanya sehat kita punya pikiran. Tapi kalau kita memilih orang dihadapkan dengan kertas, baru kita pilih kertas, itu tidak sehat kita punya akal," ucapnya.</p> <p dir="ltr">" Oleh karena itu jangan dikasih pra-kondisi untuk tidak sehatnya ini akal masyarakat Sulsel," sambungnya.</p> <p dir="ltr">Usman Lonta mengaku, penolakannya terhadap wacana kotak kosong tidak memiliki kaitan mendukung kandidat tertentu. Tapi bagian dari upaya untuk menyehatkan demokrasi di Sulawesi Selatan.</p> <p dir="ltr">"Bukan persoalan mendukung siapa, dan menolak siapa, saya tidak posisi itu. Saya ingin supaya demokrasi ini hidup di bangun akal sehatnya warga. Salah satu ciri sehatnya demokrasi, kalau orang berhadapan orang dan memilih salah satunya. Dan salah satu akal yang tidak sehat, kalau orang berhadapan kertas dan kertas itu yang dipilih," pungkasnya.</p> <p dir="ltr">Sementara Sekretaris DPD PDI Perjuangan, Rudy Pieter Goni menambahkan, sepanjang proses demokrasi sesuai regulasi yang ada, pihaknya akan patuh.</p> <p dir="ltr">"Kami mengikuti proses demokrasi yang ada, karena kotak kosong juga bagian dari demokrasi," imbuh Legislator DPRD Sulsel itu.***</p>
Sumber: