Sisi Lain Calon Wali Kota Makassar Amri Arsyid: dari Panggung Musik hingga ke Ranah Politik

Sisi Lain Calon Wali Kota Makassar Amri Arsyid: dari Panggung Musik hingga ke Ranah Politik

<strong>DISWAY, MAKASSAR -</strong> Hidup itu berjalan, dan tiap masa akan punya cerita. Seperti itu pula hidup yang dijalani Calon Wali Kota Makassar nomor urut 4, Amri Arsyid. Cerita inilah yang menjadi sisi lain dari seorang Amri Arsyid. Mewarnai jalan hidupnya hingga ke panggung demokrasi Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Makassar. Terlepas dari kepiawaiannya dalam berpolitik atau keuletannya dalam berbisnis, Amri Arsyid dulunya juga seorang mahasiswa. Jurusan yang dipilihnya agronomi Institut Pertanian Bogor (IPB). Tak banyak yang tahu, selain menimba ilmu di Bogor, ia juga adalah seorang musisi. Gubahan lagunya ada banyak. Bahkan Ketua Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sulsel ini dulunya memiliki grup Nasyid bernama “Nuansa”. Ada 4 orang yang tergabung dalam grup tersebut, salah satunya Amri yang kala itu masih berusia 20 tahun. Meski berasal dari universitas yang sama namun, Amri mengaku sebelum bergabung di grup “Nuansa” mereka tidak saling mengenal satu sama lain. “Kami tidak mengenal. Memang sama-sama satu kampus tetapi belum kenal. Kami diseleksi seorang produser musik profesional. Terpilih 4 orang, lalu disatukan jadi satu grup nasyid. Berawal dari situlah baru kami saling mengenal,” jelas Calon Wali Kota Makassar bertagline “Makassar AMAN” tersebut. “Pastinya dong saya masih ingat dengan mereka. Satu orang bahkan masih berkarir di dunia musik. Saya berencana memanggil dia nanti. Personel grup Nuansa kala itu ada saya Amri, Wendi, Majid dan Iman,” sambungnya. Ia menceritakan salah satu dari personil nuansa merupakan saudara kandung musisi papan atas era 90-an. “Iman itu saudara salah satu personil dari grup musik Lingua,” kenang Amri. “Nuansa” bahkan berhasil merilis 2 album dan mencapai puncak kejayaannya lewat lagu “Mahligai Cinta” yang merupakan salah satu gubahan Amri di album pertama grup nasyid tersebut. Lagu ini pula yang menjadi penghubung Amri Arsyid dan Ruchwana Tenrisima yang sekarang menjadi pendamping hidupnya. “Album pertama itu berjudul Puncak Kerinduan tahun 1994, album kedua judulnya Perjalanan Cahaya tahun 1996. Meledak saat peluncuran album pertama berjudul Mahligai Cinta,” katanya. Jam terbang Amri Cs juga tak main-main. Mereka bahkan telah sepanggung dengan artis papan atas kala itu. Hingga pernah diundang ke salah satu stasiun televisi untuk tampil dalam sebuah program acara religi. “Kalau yang sempat satu panggung itu kayak grup nasyid Raihan. Sempat juga ketemu dengan AB Three, juga sama Marcellino, zaman- zaman tahun 90-an. Sempat masuk TV juga bareng Aa Gym,” tandasnya. Cukup lama Amri merajut karir bermusiknya. Kurang lebih 4 tahun, hingga grup nasyid “Nuansa” pun bubar. “Kita bentuk itu (Nuansa) tahun 1993 berakhir tahun 1997. Karena personilnya sudah pada selesai (kuliah). Ada yang sudah ninggalin Bogor, ada yang ke Jakarta, saya juga ke Makassar, berpencar. Yah sudah tidak pernah ketemu lagi,” ucap Amri. Banyak cerita yang terukir, sebanyak pengalaman dan pembelajaran yang didapatkan. Amri mengaku pengalamannya bermusik juga memberinya pelajaran hidup berharga bahkan hingga kini, saat ia akan maju menjadi calon pemimpin daerah. “Sisi positifnya paling sederhana membuat saya berani tampil. Karena dulu ya saya tipe orang grogi, paling tidak bisa tampil di depan orang banyak. Sampai akhirnya saya terpilih menjadi sebagai personil Nuansa yang membuat berani berdiri di depan orang banyak,” aku Amri yang menggandeng Rahman Bando dalam Pilwalkot Makassar. Segala tindakan dan pilihan hidup Amri Arsyid merupakan buah dari pemikiran matangnya. Mulai saat memutuskan terjun ke dunia musik hingga panggung politik mencalonkan diri menjadi Wali Kota Makassar tahun ini. Sederhana saja, pencalonannya bukan karena aji mumpung atau karena kepentingan politik. Tetapi murni untuk menciptakan kesejahteraan warga Makassar. Kata Amri :  _”Everything is created twice, first in mind, second in action_ (Segala sesuatu dibuat dua kali. Pertama di dalam pikiran. Yang kedua di dalam tindakan)”

Sumber: