Andalan Hati Tak Sehati

Andalan Hati Tak Sehati

Ilustrasi Tim Sudirman Sulaiman - Fatmawati Rusdi (Andalan Hati) tak sehati.--Harian Disway Sulsel - Anton--

MAKASSAR, DISWAYSULSEL -  Ambisi calon Gubernur dan  wakil Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel),  Andi Sudirman Sulaiman - Fatmawati Rusdi (Andalan Hati) untuk mengganggu basis rivalnya, Mohammad Ramdhan 'Danny' Pomanto - Azhar Arsyad di Kota Makassar mulai berjalan.

Bahkan Sudirman - Fatma menggunakan pola 'balelo' atau  dua kaki, dengan menggandeng Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota  Makassar.  Di mana Sudirman merapat ke pasangan calon Munafri Arifuddin  - Aliyah Mustika Ilham (Appi - Aliyah), sementara  Fatmawati all out kepada Andi Seto Asapa  - Rezki Mulfiati Lutfi (Seto - Kiki).

Padahal, awalnya, Andalan Hati lebih menunjukkan keberpihakan  dengan Seto - Kiki. Mengingat NasDem dan Gerindra yang menjadi pengusung utama Andalan Hati, juga menjadi pendukung utama Seto - Kiki di Makassar.  Tapi, mendekati hari pencoblosan,  Andalan Hati tak sehati lagi.

Upaya dua kaki tersebut ditengarai bertujuan mengusik basis Danny Pomanto  sebagai Wali Kota Makassar.  Sebab, Appi - Aliyah memiliki basis cukup besar,  begitupun dengan Seto - Kiki. Apalagi Appi - Aliyah dan Seto - Kiki berhadapan dengan istri Danny Pomanto,  Indira Yusuf Ismail yang merupakan lawan berat mereka.

Dukungan Sudirman kepada Appi - Aliyah sudah dilakukan terang - terangan dalam  kegiatan kader perempuan Muhammadiyah di Menara Bosowa beberapa waktu lalu. Sementara dukungan Fatmawati terhadap Seto - Kiki sudah dilakukan jauh hari sebelumnya setiap melakukan kampanye dialogis  di Makassar.

Terkait pola dua kaki Andalan Hati ini, Pengamat Politik Universitas Hasanuddin (Unhas), Ali Armunanto menjelaskan, pola ini dilakukan oleh Sudirman karena melihat pasangan Appi-Aliyah (Mulia) cenderung mendominasi dalam beberapa hasil survei elektabilitas kandidat Pilwalkot Makassar.

“Tentu karena kita lihat juga Appi dalam semua survei ini bisa men-drive pemilih untuk dipaketkan dengan Andalan Hati. Jadi itu akan memberi kontribusi,” katanya kepada Harian Disway Sulsel, Kamis 14 November 2024.

Alasan lain, kata Ali, juga karena Sudirman mengalami masalah konsolidasi partai pengusungnya. Dimana para parpol pengusung mantan Gubernur Sulsel itu terkesan ‘lepas kunci’ dan jarang berkontribusi pada masa kampanye ini.

“Karena juga Sudirman ini kan punya masalah konsolidasi internal, partai-partai ini tidak bekerja. Misalnya Gerindra, Golkar, bahkan ketika debat kemarin ketua partainya tidak pernah datang,” ujar Ali Armunanto.

“Ini yang mungkin diantisipasi oleh Sudirman, daripada mengandalkan mesin partai, mungkin lebih baik langsung ke calonnya,” tambahnya.

Pola ini membuat pergerakan Sudirman – Fatma terlihat bermain dua kaki di Makassar. Dimana Makassar sendiri memang menjadi wilayah yang menggiurkan sebab memiliki Daftar Pemilih Tetap (DPT) dengan jumlah terbanyak. Sehingga, apabila dapat menguasai Makassar, seorang calon Gubernur setidaknya telah mengamankan 30 persen suara.

Kendati terlihat mudah karena dapat bermain dua kaki di Makassar, Ali melihat Andalan Hati cukup kesulitan sebab mesin-mesin partai pengusungnya yang terkesan tidak bergerak.

“Makanya kemudian kesannya main dua kaki, karena partai pendukungnya Gerindra juga kan di Seto. Tapi Gerindra saya rasa tidak memberi jaminan kemenangan kepada Sudirman sehingga dia harus menempuh strategi menggandeng Appi,” sebut Akademisi FISIP Unhas ini.

“Daripada mengharapkan mesin partai politik yang konsolidasinya juga tidak bagus,” tambahnya.

Sumber: