Sambangi DPRD Sulsel, Dewan Asal Wajo Soroti Pembagian PI Migas

Rabu 05-02-2025,14:08 WIB
Reporter : Admin
Editor : Admin

DISWAY,  SULSEL  — Ketua Bapemperda DPRD  Kabupaten Wajo dari Fraksi Partai Gelora, Amran  menyoroti pengelolaan Participating Interest (PI) sektor migas di wilayah Kabupaten Wajo. 

Itu diutarakan Amran usai melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan DPRD Sulsel,  Rabu, 5 Februari 2025.

Diketahui, pimpinan dan  anggota DPRD Kabupaten Wajo melakukan konsultasi terkait  Participating Interest Migas di Wajo yang dikelola PT. Sulsel Andalan Energi (Perseroda).

Rombongan yang dipimpin Ketua DPRD Wajo, Firmansyah diterima langsung  Ketua DPRD Sulsel Andi Rahmatika Dewi didampingi  Ketua Harian Badan Anggaran Mizar Roem dan Sekretaris Komisi C Salman Alfariz Karsa Sukardi. 

Usai RDP, Amran  menekankan pentingnya pengelolaan migas  sesuai dengan amanah Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945, yang menyatakan  pemanfaatan sumber daya alam harus sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.  

Amran menyampaikan,  pihaknya berharap pembagian PI dapat sesuai dengan aturan yang diatur dalam Permen ESDM No. 37, yaitu sebesar maksimal 10 persen.  

Ia juga menekankan perlunya keterbukaan informasi dari BUMD PT. Sulsel Andalan Energi sebagai penerima PI, pemerintah provinsi, serta Kementerian ESDM terkait cadangan migas dan hasil uji tuntas. 

"Keterbukaan ini penting agar kami dapat mengetahui potensi-potensi yang ada di perusahaan migas di Kabupaten Wajo," jelas Amran.  

  Amran meminta pemerintah provinsi untuk memperjuangkan status perusahaan daerah di Kabupaten Wajo.

 "Kami ingin kejelasan apakah perusahaan daerah dapat membentuk usaha baru untuk menerima PI ini atau akan menjadi anak perusahaan Sulsel Andalan Energi yang nantinya dibentuk di Kabupaten Wajo," tuturnya.    

Terkait kesepakatan awal PI sebesar 2,5 persen yang ditandatangani oleh Pj Gubernur Sulawesi Selatan saat itu, Prof. Zudan Arif Fakrulloh, Amran menilai keputusan tersebut prematur. 

"Kesepakatan itu ditandatangani saat beliau menjabat sebagai Pj Gubernur dan sudah berhenti. Kabupaten Wajo tidak ikut menandatangani kesepakatan tersebut. Kami berharap hal ini bisa ditinjau ulang demi memperjuangkan hak daerah," tegasnya.  

Amran menekankan,  pihaknya menginginkan pengelolaan PI yang sesuai dengan Permen ESDM, yakni sebesar 10 persen  dibagi secara proporsional antara pemerintah provinsi dan kabupaten.  

Hingga saat ini, pengelolaan PI migas di Kabupaten Wajo belum berjalan meskipun proses pengajuannya sudah mulai sejak 2022. 

"Kami berharap semua pihak dapat bersinergi agar pengelolaan PI ini memberikan manfaat nyata bagi masyarakat Wajo," tegas Amran.

Kategori :