DISWAY, SULSEL – Pimpinan Wilayah Perum Bulog Sulselbar, Fahrurozi, menyampaikan bahwa pihaknya memiliki cadangan beras yang cukup melimpah untuk menghadapi kebutuhan tahun 2025.
Saat ini, stok yang tersedia secara operasional mencapai 437.525 ton, sementara kapasitas gudang hanya 354.350 ton. Kemudian Bulog Sulselbar ditarget 579.938 ton.
“Bulog diberikan amanah untuk menjamin ketersediaan, keterjangkauan, dan stabilitas harga. Kami ditargetkan menyerap hingga 579.938 ton,” ujar Fahrurozi dalam rapat kerja bersama Komisi B DPRD Sulsel, Selasa, 29 April 2025.
Fokus serapan Bulog saat ini berada di daerah Pinrang, Luwu, Bone, dan Jeneponto. Sementara daerah dengan produksi tertinggi hingga April 2025 adalah Bone, Sidrap, dan Pinrang.
Fahrurozi menegaskan, Bulog masih mampu menyerap hasil panen petani. Untuk menampung kelebihan stok, Bulog bekerja sama dengan pemerintah daerah dan TNI dalam hal penyewaan gudang.
“Kami bahkan menyewa 30 gudang di kawasan KIMA,” tambahnya.
Namun demikian, efektivitas Bulog tetap dipertanyakan dalam menyerap gabah petani menjelang panen raya. Apalagi stok beras impor di gudang Bulog Sulselbar masih ada.
Sekretaris Komisi B DPRD Sulsel, Zulfikar Limolang menyoroti soal jaminan Bulog untuk membeli gabah petani.
"Apakah Bulog masih mampu membeli gabah petani?" Tanya Zulfikar dalam rapat kerja tersebut.
Senada Anggota Komisi B, Suariadi Bohari juga mengungkapkan bahwa belakangan ini terjadi riak di petani. Pasalnya Bulog tidak maksimal menyerap gabah petani.
Ia menilai, over kapasitasnya gudang Bulog tidak serta merta hasil pembelian gabah dari petani, melainkan stok beras impor masih ada.
"Jangan - jangan masih ada beras impor di gudang. Sehingga penyerapan produksi petani tidak maksimal," sorotnya.
Sama halnya juga disampaikan, Anggota Komisi B, Syukur. Ia menilai Perum Bulog Sulselbar belum siap menghadapi panen raya.
Pasalnya, Bulog Sulsel baru menyerap 437.525 ton gabah petani, tetapi sudah kewalahan untuk penyimpanan.
Sementara, kata Syukur, khusus Kabupaten Pinrang, memiliki luas sawah sekitar 58.000 hektare dan potensi panen sekitar 400.000 ton. Angka tersebut dikalkulasikan jika setiap satu hektare menghasilkan 7 ton gabah.