"Nilai-nilai keislaman yang hidup dalam masyarakat Gowa harus terus kita rawat, salah satunya melalui semangat berbagi dan gotong royong sebagai fondasi penting dalam menggerakkan pembangunan daerah," pesannya.
Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Dzulfiqar Ahmad Tawalla, yang didaulat sebagai Katib Salat Idul Adha 1446 Hijriah di Kabupaten Gowa memberikan penguatan nilai keislaman dan empati sosial sebagai landasan dalam membangun bangsa.
“Orang Gowa bukan hanya dikenal karena keberanian dan keteguhannya, tetapi juga karena ketulusan dan kepeduliannya. Tradisi saling bantu dan gotong royong masih hidup hingga hari ini. Ini adalah bentuk nyata dari makna kurban yang sesungguhnya,” katanya.
Wamen Dzulfikar juga mengingatkan agar masyarakat tidak melupakan peranan besar kaum perempuan dalam sejarah Gowa, seperti I Tubiani Sitti Aminah Daeng Kunjung, ibunda dari Syekh Uusuf Al Makassari, hingga ibunda Sultan Hasanuddin, I Sabbe Lo’mo Daeng Takontu Karaeng Pattopakang, sebagai figur-figur perempuan yang menjadi simbol keteguhan, kepemimpinan, dan keberanian.(rus)