Cegah Kerusakan Lingkungan, FKH dan Sintalaras Kolaborasi Lestarikan Mangrove

Rabu 06-09-2023,11:19 WIB
Reporter : admin
Editor : admin

<strong>diswaysulselcom</strong> - Forum Komunitas Hijau (FKH) bersama Organisasi Pencinta Alam Sintalaras Universitas Negeri Makassar (UNM) semakin rutin melaksanakan pembibitan, pemeliharaan hingga penanaman tanaman mangrove di Pantai Utara, Kampung Karabba, Kecamatan Tallo, Makassar, Sulawesi Selatan. Kolaborasi ini sekaligus mencegah terjadinya kerusakan lingkungan yang berdampak langsung ke masyarakat, termasuk upaya mengantisipasi potensi abrasi jika musim penghujan tiba. Ketua Forum Komunitas Hijau Makassar, Ahmad Yusran mengatakan, pentingnya aspek sinkronisasi semua pihak untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup ke dalam kebijakan pembangunan maupun ekonomi sebagai wujud nyata amanat UU Perlindungan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH). Kendati secara garis besar UU-PPLH yang terdiri 17 Bab dan 127 Pasal meliputi perencanaan pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan dan penegakan hukum. Sehingga kolaborasi FKH dan Sintalaras dengan pelestarian mangrove, secara tidak langsung sebagai wujud nyata advokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup (PLH). "Tujuannya untuk membangun dan meningkatkan keterampilan sumber daya manusia yang melibatkan berbagai strategi dalam pengambilan keputusan, menerapkan, menegakkan keputusan hingga mengupayakan solusi bagi lingkungan hidup," kata Yusran. Diungkapkan Yusran, belajar dari pengalaman peristiwa musibah bencana alam maka sangat penting adanya keterlibatan semua pihak dalam melakukan advokasi lingkungan hidup. "Sebab tanpa adanya analisis dampak lingkungan yang dilalui tanpa prosedural dengan kajian ekologi yang optimal. Maka tinggal menunggu waktu, tibanya musibah bencana alam, dan korbannya masyarakat yang tak punya daya," tukasnya. Sementara Anggota Mahasiswa Pencinta Lingkungan Hidup Selaras (Sintalaras) Universitas Negeri Makassar, Agas mengatakan, kolaborasi ini merupakan harapan dan cita-cita yang sederhana untuk menyelamatkan ekosistem pesisir dan laut. "Setiap pekan saya dan kawan-kawan lakukan pembibitan melalui budi daya mangrove jenis Rhizophora di kampus, tepatnya di halaman sekretariat pusat kegiatan mahasiswa di Sintalaras UNM," kata Agas. Ia menjelaskan, bersama kawannya Gusci dan Bela pada akhir pekan mengambil endapan sedimen dari drainase di depan gedung PKM UNM dengan masukkan ke dalam polibag untuk dijadikan media tanam bibit pohon mangrove. Sebanyak 400 bibit pohon mangrove jenis Rhizophora dimasukkan di polibag yang berisikan endapan tanah, daun-daun pohon yang mengering diambil dari sedimen kampus setempat. Bibit tanaman pohon mangrove ini di transformasi ke pesisir pantai atau daerah aliran sungai. "Pembibitan dan budi daya mangrove di halaman kampus ini kami lakukan tujuannya untuk meneliti sejauh mana pertumbuhan akar, batang dan daun. Untuk perlakuan seperti biasa disiram, kemudian ditempatkan pada zona yang lembab," kata Agas menambahkan. Selain menanam mangrove dan melakukan pembibitan, kata dia, pengetahuan merdeka belajar dan belajar merdeka di alam semesta, banyak di terima dari senior dan pembinanya di Sintalaras UNM yang diterapkan pada anak-anak di kampung pesisir setempat.*** &nbsp;

Tags :
Kategori :

Terkait