Anggaran Tinggi, Partisipasi Pemilih di Makassar Paling Rendah

Anggaran Tinggi, Partisipasi Pemilih di Makassar Paling Rendah

Ilustrasi Anggaran KPU Makassar tertinggi tapi partisipasi pemilih rendah.--Harian Disway Sulsel-Anton--

“Berdasarkan hasil pemilihan kemarin, jumlah partisipasi pemilih untuk pemilihan wali kota dan wakil wali kota Makassar, itu dalam angka 599.092 pemilih yang menyalurkan hak suaranya pada pemilihan kepala daerah serentak kemarin, dari jumlah total pemilih yang terdaftar dalam daftar pemilih tetap (DPT) 1.037.164 pemilih,” urai Abdi.

Berdasarkan hasil ini, Abdi mengatakan, jika dipersentasekan antara jumlah pemilih yang menggunakan hak pilihnya dan jumlah pemilih yang terdata dalam DPT, maka dapat dipersentasekan berada pada angka 57,76 persen, atau jika dibulatkan jadi 58 persen.

“Target kami awalnya itu secara keseluruhan 65 persen. Tapi berdasarkan massifnya sosialisasi yang kami lakukan sampai ke akar rumput, itu kami kemudian menaikkan target partisipasi kami menjadi 70 persen,” jelas Kordiv Sosdiklih, Parmas dan SDM ini.

“Namun fakta di lapangan, dan seluruh usaha telah maksimal kami lakukan untuk mencapai target itu, kemudian hasil pemilihan partisipasi di Kota Makassar itu jumlahnya menjadi 58 persen, atau turun satu persen dari partisipasi pemilih pada saat Pilkada di tahun 2020 yang jumlah partisipasinya 59,4 persen,” tambahnya.

Tentu jumlah partisipasi masyarakat ini, lanjut Abdi, akan menjadi evaluasi KPU Makassar. Pihaknya kemudian akan merinci dan melakukan riset serta penelitian, hal-hal apa saja yang mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat dalam pemilihan kepala daerah serentak ini turun 1 persen daripada Pilkada yang lalu.

Sebelumnya, Ketua KPU Provinsi Sulsel, Hasbullah mengungkapkan bahwa memang ada beberapa daerah di Sulsel yang partisipasinya naik beberapa persen, seperti di Enrekang, Pare-pare dan Soppeng. Namun untuk Kota Makassar sendiri, menjadi daerah dengan partisipasi terendah.

“Malah di Kabupaten lain seperti di Kabupaten Enrekang itu 80 persen, kemudian Parepare 80 persen, ada juga Soppeng 78 persen. Kota Makassar paling bawah partisipasi pemilihnya,” sebut Hasbullah usai penetapan hasil Pilkada tingkat provinsi.

Dia mengatakan bahwa sebenarnya target KPU sendiri paling minimal sama dengan partisipasi pemilih pada Pemilu Februari yang lalu. Dimana target KPU pada Pilpres dan Pileg waktu itu adalah 80 persen.

Namun, pada kenyaaannya Hasbullah mengakui terjadi dinamika di beberapa daerah pada Pilkada Serentak ini. Hal inilah yang menurut dia, menjadi faktor rendahnya partisipasi pemilih di beberapa daerah.

“Target kami sebenarnya sama dengan hasil pemilu 2024 kemarin, dimana trget kita 80 persen lebih dan kita berharap bisa. Ternyata dengan dinamika yang ada, dan dibeberapa daerah juga banyak hujan, tapi kita tidak bisa menyalahkan kondisi alam,” imbuh Hasbullah. (Reg/E)

Sumber: