Belum Puas Jawaban Somasi dari RS Bhayangkara, Keluarga Selebgram NR Bawa ke Mabes Polri

Ibu Selebgram NR, Sri Rahayu Usmi (kedua dari kiri) bersama kuasa hukumnya menggelar konferensi pers di salah satu cafe di Makassar, Jumat, (29/8/2025).--
DISWAY SULSEL - Keluarga selebgram NR belum puas atas jawaban somasi yang dilayangkan kepada Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Makassar. Sekalipun telah menyampaikan permohonan maaf.
Pasalnya, Rumah Sakit milik Polri itu belum mengungkap siapa yang membocorkan foto proses visum NR. Maka dari keluarga NR akan membawa persoalan tersebut ke Mabes Polri.
Kuasa Hukum Selebgram NR, Herman Tompo menegaskan, permintaan maaf RS Bhayangkara belum menjawab seluruh isi somasi.
"Kami ingin menyampaikan bahwa pihak keluarga belum sepenuhnya menerima klarifikasi dari Rumah Sakit Bhayangkara. Meskipun pihak rumah sakit telah mengadakan konferensi pers, mereka belum menyebutkan secara spesifik siapa pelaku yang bertanggung jawab atas kebocoran data visum," kata Herman dalam konferensi persnya di salah satu cafe di Makassar, Jumat, 29 Agustus 2025.
Herman menegaskan, pihaknya akan mengambil langkah hukum selanjutnya dengan membawa persoalan tersebut ke pusat. Mulai bersurat ke Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Mabes Polri, Direktorat Kedokteran dan Kesehatan (Dokkes) Mabes Polri serta Komisi III DPR RI.
" Surat tersebut akan dikirimkan, dengan harapan penyelesaian kasus ini dapat dipercepat. Selain itu, kami telah melaporkan inisial A dan CS (oknum Polri) untuk diproses lebih lanjut," katanya.
Sementara, Ibu selebgram NR, Sri Rahayu Usmi membeberkan, visum yang dilakukan anaknya di RS Bhayangkara merupakan arahan Polda Sulsel ketika melakukan laporan Polisi atas kekerasan seksual yang dialami NR oleh mantan suaminya berinisial CD pada awal Agustus 2025 lalu.
"Polda Sulsel merekomendasikan untuk pemeriksaan visum di RS Bhayangkara. Kemudian data visum tersebut bocor ke publik. Yang menurut kami, pihak RS Bhayangkara telah melanggar kode etik dan SOP karena telah tersebar luasnya foto pada saat pemeriksaan," bebernya.
"Pada saat itu, saya selaku orang tua korban sempat mempertanyakan, 'Kenapa anak saya difoto dalam kondisi pemeriksaan seluruh badan?' Saya semakin mempertegas menanyakan. 'Dokter menjamin ini tidak keluar?' Seorang pria yang disebut dokter menjawab kalau ini memang proses pemeriksaan dan menjamin foto tersebut tidak akan tersebar," sambungnya.
Namun beberapa hari kemudian, foto anaknya ketika visum dengan memperlihatkan buah dada dan mister v tersebar di media sosial.
"Kami shock karena foto visum tersebut viral di media sosial. Seolah-olah ada desain sedemikian rupa untuk menyudutkan anak kami, yang diawali dengan munculnya rumor dan berita di beberapa media sosial yang menyebut anak kami berperilaku buruk. Yang polanya hampir sama seperti disetting atau direncanakan oleh seseorang yang memiliki motif untuk menyudutkan anak kami," jelasnya.
Ayu menduga, bocornya foto visum tersebut tidak lepas dari peran CD. Apalagi CD punya bekingan Jenderal atau petinggi di kepolisian.
"Pada saat saya diperiksa di Polrestabes Makassar terkait dengan Laporan penyerobotan, saya mendengar langsung dari oknum polisi yang meyatakan bahwa saudara Candra adalah pencabut nyawa di Polisi yang bisa melakukan intervensi, sehingga polisi bisa dimutasi atau dipindahkan kemana saja," jelasnya.
"Sehingga patut diduga, kemungkinan ada keterlibatan saudara CD dapat melakukan intervensi serta dapat mengakses setiap proses pemeriksaan yang kami hadapi di Kepolisian. Karena memang konon katanya saudara Candra sangat dekat dengan petinggi kepolisian baik di tingkat Polda maupun di Mabes Polri," bebernya.
Sumber: