Penghianat Burung

Penghianat Burung

<!-- wp:paragraph --> <p>Oleh: Dahlan Iskan</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>DISWAY -- TERBUKTI melanggar konstitusi tapi ya hanya begitu saja.<br>Putusan wakil ketua DPR Pakistan itu akhirnya dinyatakan tidak berlaku –melanggar konstitusi. Tapi tidak ada hukuman pidana untuknya. Atau belum.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Yang membatalkan putusan wakil ketua DPR itu Mahkamah Agung Pakistan. Dengan suara bulat. Lima hakim agung –seluruh hakim agung menjadi majelis persidangan– berpendapat sama: berarti Perdana Menteri Imran Khan kalah –untuk sementara. Tapi tetap menjadi perdana menteri.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Hari itu, Kamis pekan lalu, Wakil Ketua DPR Qasim Suri memimpin sidang pleno. Acaranya: pemungutan suara atas mosi tidak percaya yang diusulkan oposisi.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Oposisi sudah mengantongi tanda tangan lebih 280 anggota DPR: setuju agar perdana menteri dilengserkan. Berarti sudah melebihi 271 –sep7aro kursi DPR. Hari itu, mestinya, Imran Khan langsung kehilangan kedudukan.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Tapi Qasim Suri membuka sidang dengan membaca keputusan pimpinan DPR: pemungutan suara tidak bisa dilaksanakan. Alasannya: perdana menteri sudah menulis surat ke presiden untuk membubarkan DPR.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Begitu selesai membacakan putusan itu Qasim langsung menutup sidang. Lalu meninggalkan tempat.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Oposisi mempersoalkan itu: tugas pimpinan sidang adalah memimpin sidang sesuai dengan acara. Bukan membuat keputusan. "Pimpinan sidang tidak boleh membuat keputusan. Itu melanggar konstitusi," ujar oposisi.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Mereka pun ke Mahkamah Agung. Dua hari kemudian MA sudah mulai bersidang. Lima hari kemudian putusan sudah diucapkan: yang diputuskan oleh wakil ketua DPR itu harus diabaikan.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Putusan lainnya: Imran Khan masih tetap perdana menteri. DPR tetap eksis. Pimpinan DPR tetap berfungsi.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Dalam proses sidang itu diketahui bahwa yang dibaca Qasim itu adalah tulisan ketua DPR –satu partai dengan Qasim. Yakni partai PTI –Pakistan Tehreek-e-Insaf.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Qasim kini jadi tokoh politik top di Pakistan. Dibicarakan secara luas: karena keberaniannya memimpin sidang dengan cara seperti itu.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Ia berumur 53 tahun. Asal Balochistan yang –Anda sudah tahu– sangat gersang. Provinsi ini luas sekali. Mulai dari berbatasan Afghanistan di utara sampai pelabuhan Tiongkok di Gwardar, di Samudera Hindia.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Qasim lulusan ilmu politik dan hubungan internasional dari University of Balochistan. Dapil-nya Quitta –ibu kota provinsi. Qasim dua kali jadi caleg. Yang pertama gagal.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Hanya dapat 16.000 suara. Pemilu berikutnya ia berhasil. Ia mendapat 25.000 suara –cukup untuk satu kursi DPR.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Di pemilihan wakil ketua DPR, Qasim mengalahkan calon satu partai dengannya.<br>Qasim dari suku Pashtun –nama lengkapnya Qasim Khan Suri. Ia berani melawan siapa pun yang mengecamnya sebagai ''pengkhianat konstitusi''.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Kebetulan salah satu partai oposisi juga baru saja punya ''penyakit''. Bulan lalu: satu wartawan mati di dalam sekapan politisi partai oposisi itu.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Sang wartawan disekap di sebuah rumah. Itu karena si wartawan mempersoalkan izin orang-orang dari Arab yang lagi berburu burung houbara di taman nasional.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Wartawan itu lantas dibawa ke salah satu rumah kader partai. Disekap. Dihajar. Meninggal. Diketahui politisi dari partai oposisi yang mendalangi semua itu.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Istri sang wartawan mengadukan kejadian itu. Tiga hari kemudian sang istri ketakutan. Ibu dua anak itu sampai mencabut laporannyi. "Kami sudah ikhlas," katanyi. "Kami harus melindungi anak-anak kami," tambahnyi.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Pakistan memang mengizinkan orang-orang dari Arab Saudi, UEA, dan Qatar untuk berburu houbara. Termasuk keluarga kerajaan Arab.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Perburuan itu hanya bisa dilakukan bulan Januari, Februari, dan Maret.<br>Di bulan-bulan seperti itu kabilah besar burung houbara memang terbang ke Pakistan. Cari tempat hangat. Mereka terbang dari benua Utara yang lagi musim salju. Itu sudah terjadi sejak zaman dulu.<br>Maka saling hujat, kini terjadi di antara politisi di Pakistan. Pasti akan lebih ramai di hari-hari berikutnya.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Mereka juga saling demo. Saya sering membaca seruan demo dari partai politik. Waktu demo yang ditetapkan: habis salat isya. Rupanya menyesuaikan dengan bulan puasa. Demo harus malam hari. Waktunya hanya disebut ''habis salat isya''. Bukan ''habis tarawih''.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Dalam demo-demo itu Imran Khan menegaskan: para pengkhianat partai tidak akan bisa jadi caleg lagi.<br>Imran juga selalu mengungkapkan kemelut sekarang ini didalangi oleh Amerika.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Ia menyebut nama Donald Lu. Ia wakil Menlu Amerika urusan Asia Selatan. Donald Lu dianggap melakukan kontak-kontak politik dengan mereka yang memprakarsai mosi tidak percaya.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Tapi putusan Mahkamah Agung itu sendiri belum akan membuat semuanya jelas. Apakah harus segera Pemilu. Kan DPR masih eksis. Atau masih menunggu mosi tidak percaya berikutnya.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Yang oposisi belum tentu masih akan berhasil. Bisa saja di antara yang dulu membelot dari Imran Khan sudah masuk angin.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Setidaknya heboh-heboh politik ini telah membuat sebagian orang melupakan kenaikan harga-harga di sana. Karena harga-harga naik politik kisruh. Karena kisruh mereka lupa pelajaran</p> <!-- /wp:paragraph -->

Sumber: