PJ Sekda Sambut Baik Perkins School Kolaborasi Wujudkan Makassar Kota Inklusif
<strong>Diswaysulsel.com, MAKASSAR,—</strong> PJ Sekda Kota Makassar, Firman Hamid Pagarra menerima kunjungan audiensi dari Perkins School, di ruang kerjanya Balaikota, Selasa (26/03/2024). Perkins School adalah sebuah sekolah atau lembaga non pemerintah yang didirikan pada 200 tahun lalu tepatnya pada tahun 1829. Sekolah ini menangani murid khusus untuk kelompok difabel. Kunjungan dari Perkins School ini bermaksud untuk mengajak Pemerintah Kota Makassar berkolaborasi. Melihat visi misi Wali Kota Makassar, Moh. Ramdhan Pomanto yang konsen ingin mewujudkan Kota Makassar menjadi kota inklusif yang ramah terhadap masyarakat umum juga bagi kelompok disabilitas. Firman pun menyambut baik kedatangan pihak Perkins School. Katanya, ini salah satu langkah yang baik untuk bekerjasama dengan pihak yang lebih berpengalaman terkait penanganan kelompok difabel. “Jadi kami tadi berdiskusi Perkins School ini sudah lebih dari 200 tahun yang lalu memang khusus memperhatikan kelompok difabel. Kita juga di Makassar ini konsen akan hal itu. Dan kami pikir Perkins School ini sudah sangat berpengalaman,” ucapnya. Didampingi langsung oleh dinas terkait seperti Dinas Sosial, Dinas Ketenagakerjaan, Dinas Kesehatan, dan Dinas Pendidikan, Firman pun langsung memberikan lampu hijau untuk saling berkordinasi lebih intens sebagai tahapan awal perkenalan. “Kan kami ada ditawarkan berbagai program yang sudah sukses dilakukan oleh pihak Perkins School ini. Jadi saya langsung ke dinas terkait saja,” tuturnya. Sementara, Konsultan Perkins School Wilayah Asia Pasifik, Tuti Hendrawati mengungkapkan pihaknya sendiri menawarkan berbagai program seperti pelatihan guru khusus kelompok difabel. “Tidak hanya guru tapi untuk orang tua dari anak kelompok difabel, maupun pekerja difabel. Kita ingin bersinergi dengan Pemkot Makassar karena melihat visi misinya pak Wali sangat bagus yakni mewujudkan kota yang inklusif,” terangnya. Ia pun berharap kedepannya kolaborasi ini dapat terjalin lebih baik lagi agar program-program pelatihan dapat terwujud dan kota Makassar sebagai kota inklusif makin berdampak baik buat masyarakat. (*)
Sumber: