MAKASSAR, DISWAYSULSEL - Program Lorong Wisata (Longwis) yang digagas Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto kini terancam tidak dilanjutkan. Padahal program unggulan Pemerintah Kota Makassar ini telah memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal.
Warga dan petani di lorong wisata pun khawatir jika pemerintahan baru nanti tidak melanjutkan program itu. Jika hal tersebut terjadi, maka dampaknya akan sangat dirasakan oleh warga yang ada di lorong.
Lorong Wisata yang telah menjadi salah satu alternatif memberdayakan masyarakat berbasis komunitas di Makassar, berhasil menciptakan peluang ekonomi baru bagi warga setempat, terutama di bidang pertanian dan produk UMKM lokal.
Melalui konsep ini, masyarakat lorong diberdayakan untuk mengelola berbagai potensi yang ada di sana. Seperti pertanian, kuliner khas, serta kerajinan tangan yang menarik.
Namun, dengan adanya pergantian pemerintahan nantinya, banyak pihak yang merasa khawatir dengan keberlanjutan program Lorong Wisata.
Jika program ini tidak dilanjutkan, bukan hanya pemberdayaan masyarakat yang terancam, tetapi juga kesejahteraan ekonomi masyarakat yang mengandalkan pendapatan dari kegiatan pertanian dan pengembangan UMKM di lorong.
Seperti yang dikatakan Ketua Dewan Lorong (Delor) Kecamatan Ujung Tanah, Hasrat. Menurutnya, jika lorong wisata tidak dilanjutkan, bisa saja lorong yang ada sekarang kembali seperti awal yang dulunya kotor. Tidak tertata dan menjadi gelap.
"Tentunya akan berdampak juga pada ekonomi yang ada di lorong," ujar Hasrat, Senin, 2 Desember 2024.
Dia menambahkan, program Lorong Wisata yang digagas Danny Pomanto adalah program yang memperkenalkan Kota Makassar ke taraf internasional. Sehingga dia berharap kepada pemimpin yang baru, bisa melanjutkan program lorong wisata.
"Saya berharap pemimpin berikutnya bisa melanjutkan bahkan bisa menambahkan inovasi yang lebih baik dan utamanya bisa memperhatikan semua dewan lorong yang bekerja di lorong dari tahun 2022 hingga saat ini dewan lorong bekerja dengan sangat ikhlas," katanya.
"Ada banyak kegiatan yang dilakukan di lorong yang ada di setiap kelurahan dan jika dewan lorong itu diberhentikan, maka kegiatan-kegiatan yang ada pasti akan vakum," lanjutnya.
Hal senada disampaikan Ketua Delor Kecamatan Rappocini, Syamsuddin. Dia mengatakan bahwa jika program lorong wisata tidak dilanjutkan, maka lorong-lorong yang sebelumya kumuh dan disulap pemerintahan Danny Pomanto menjadi tertata rapi, akan menjadi seperti semula.
Selain itu, silaturahmi masyarakat akan berkurang karena program lorong wisata mempersatukan warga lorong dalam menjalankan kegiatan-kegiatan yang ada di sana.
"Jika program Lorong Wisata tidak berkelanjutan, akan menjadi lorong seperti dulu yang tidak ada perawatan dan semua aset yang ada di lorong wisata mungkin tidak akan berfungsi dan dampaknya silaturahim setiap warga mungkin akan sendiri-sendiri lagi karena tidak ada lagi yang dikerjakan," katanya.
Bukan hanya itu, dia juga mengatakan bahwa UMKM yang selama ini diberdayakan warga di lorong wisata akan kurang diminati jika program lorong wisata tidak berjalan lagi.