Kita ingin setiap karya baik fisik dan non fisik para "maestro" pemimpin sebelumnya, dapat menjadi "pabrik" yang menghasilkan gagasan, langkah dan program perubahan yang bermanfaat di masyarakat dalam berbagai aspek pembangunan. "Pabrik" inilah yang terus diperbesar dan dikembangkan sehingga lingkat pengaruh hasil pembangunan dapat meluas.
Pada saat yang sama, setiap "maestro" dengan gayanya masing-masing akan menemukan dan menumbuhkan "pabrik" baru atau melakukan modifikasi, namun pada konteks yang sama untuk melakukan perubahan ke arah kesejahteraan rakyat.
Gaya Presiden Prabowo, "maestro" pemimpin kita saat ini, sangat memungkinkan menciptakan gerakan besar perubahan mendasar di negeri ini. Namun pesyaratan untuk mempastikan itu terjadi, bila setiap implementasi program "Astacita" atau secara khusus "PHTC" (Program Hasil Terbaik Cepat) dapat di "delivery" dengan memperhatikan penguatan jahitan modal sosial yang telah ada selama ini dan juga sebagai titik masuk menemukan dan menumbuhkan modal sosial baru rakyat kita.
Pelaku pembangunan "pentahelix" (pemerintah, masyarakat sipil, swasta, perguruan tinggi, media) telah berperan penting dan terdepan di setiap tempat. Pelibatan simpul "penggerak" perubahan ini, akan membantu sang "maestro" membangun perubahan berkelanjutan. Oleh karena itu, sinergi para pelaku pembangunan salah satu kunci menghasilkan racikan "pabrik" perubahan.
Dalam membangun "pabrik"perubahan yang berkelanjutan, pendekatan partisipasi masyarakat secara aktif akan menjadi generator mesin "pabrik" perubahan. Partisipasi masyarakat bukan hanya dimaksudkan untuk sekedar menerima masukan terhadap kegiatan yang akan dilaksanakan, atau hanya persyaratan untuk mendapat stempel administratif proyek, akan tetapi partisipasi masyarakat bagian dari pendidikan rakyat untuk berbicara, mengutarakan pendapat, membangun kesadaran rakyat atas situasi yang sedang dihadapi, sekaligus memahami potensi yang mereka miliki. Partisipasi masyarakat akan membuat negeri dan rakyat kita menjadi cerdas, terlatih dan dewasa dalam bermain dengan berbagai gaya "maestro" pemimpin yang terus silih berganti.
Bila setiap proses pembangunan dilakukan melalui proses partisipatif, maka akan tumbuh kolektif "champion" penggerak pembangunan yang ada di tengah-tengah rakyat. Mereka akan tumbuh dan tersebar dengan bidang-bidang kegiatan dan kelompok. Pendekatan partisipatif juga akan menjadi jalan untuk menjahit sebaran kelompok kegiatan yang ada dan telah tumbuh selama ini.
Dalam konsep pembangunan sosial, jahitan modal sosial disebut juga "bridging capital". Sebuah proses pembangunan yang mendinamisasi tumbuhnya jembatan atau koneksi antar berbagai potensi sumber daya (alam, ekonomi, sosial, budaya, manusia) di titik implementasi pembangunan. Proses "bridging capital" ini, akan memperkuat "barisan" modal sosial rakyat, sehingga mereka dapat menggapai harapan dan cita-'cita bersama secara gotong royong.
Kunci membangun jahitan sosial atau "bridging capital" adalah pemahaman karakteristik lingkungan dan potensi rakyat serta interaksi yang intensif dengan rakyat. Dalam proses interaksi, akan kita temukan berbagai tipe kelompok sosial, baik yang kuat maupun yang lemah. Kelompok sosial yang kuat, melalui pendekatan partisipatif akan bertumbuh lebih kuat dan peduli atau setia kawan kepada rakyat atau kelompok yang lemah.